BANDA ACEH - Drs M Yunan T, pensiunan pegawai negeri sipil (PNS) yang juga pengurus Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Simeulue, meraih suara terbanyak (12 suara) dalam pemilihan Wakil Bupati Simeulue, Kamis (28/8) di gedung DPRK setempat. Sedangkan rivalnya, Azharuddin Agur, anggota DPRK setempat dari Partai Golkar, hanya meraih tujuh suara.
Dengan kemenangan itu, berarti M Yunan-lah yang berhak menjadi Wakil Bupati Simeulue, menggantikan posisi Drs Ibnu Abban GT Ulma yang meninggal dunia di Jakarta, Juli 2007, karena sakit.
Bupati Simeulue, Drs Darmili yang dikonfirmasi Serambi dari Banda Aceh mengatakan benar bahwa Drs M Yunan T meraih dukungan terbanyak dalam pemilihan kemarin yang hanya melibatkan dua calon wakil bupati.
Jumlah anggota dewan yang memberikan hak suaranya dalam pemilihan kemarin, kata Darmili, hanya 19 dari 20 orang total anggota DPRK Simeulue. Satu orang dari unsur Wakil Pimpinan Dewan, yakni Drs Mandar M Adam, tidak ikut memilih, karena sedang mengikuti sebuah pelatihan di Medan.
Sidang paripurna itu dipimpin Wakil Ketua DPRK Simeulue, M Hasbi. Pemilihan berjalan lancar, aman, dan demokratis. “Tidak ada intimidasi, penyuapan atau money politics,” ujar Darmili. Menurutnya, wakil partai politik yang duduk di DPRK Simeulue periode ini tidak ada yang mayoritas. Kursi terbanyak diraih PAN, tapi jumlahnya cuma tiga kursi. Sedangkan yang lainnya masing-masing dua kursi, yakni Golkar, PDI-P, PBR, PDK, PKPI, PPP, dan PBB. Tiga kursi lagi terbagi rata masing-masing untuk PIB, PKPD, dan Partai Demokrat.
Kamis, 28 Agustus 2008
Asahan , 5 Kader PPP Ditempatkan di Dapem VI, Air Batu
KabarIndonesia - Kisaran, Lima kader terbaik Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Kabupaten Asahan ditempatkan di Daerah Pemilihan (Dapem) VI, Kecamatan Air Batu, Kabupaten Asahan, Propinsi Sumut. Masing-masing mereka berdasarkan nomor urut adalah, nomor urut 1: Jamyus Silalahi, nomor urut 2: Aziz, nomor urut 3: Sabihisma Nasution, nomor urut 4: Rahmayanti, dan nomor urut 5: Rosdiana.
Demikian keterangan Ketua Laznah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) DPC PPP Kabupaten Asahan, Tripurno Widodo SH, Selasa (19/9) saat mempersiapkan seluruh berkas Caleg-celeg PPP yang akan diantar ke KPUD Asahan.
Diterangkannya, penetapan nomor urut partai tersebut, sesuai dengan surat persetujuan calon anggota DPRD Kabupaten Asahan dari DPW PPP Sumut, bernomor: 100/ INT/ B/ VIII/ 2008, tertanggal 13 Agustus 2008. Dan sudah diterima pihaknya, melalui faximail tanggal 17 Agustus 2008 lalu, pukul 16:16 WIB. Bahkan hari itu juga sudah diumumkan kepada seluruh Caleg PPP Asahan.
Dikatakan, pada Dapem-dapem lainnya untuk nomor urut 1, seperti Dapem I (Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur) adalah Drs. Darwis Sirait. Dari Dapem II (Kecamatan Buntu Pane dan Bandar Pasir Mandoge) Tengku Syarifah SE. Kemudian Dapem III (Kecamatan Meranti) Tri Purno Widodo SH. Dapem IV (Kecamatan Air Joman dan Tanjungbalai) Firdaus Masudi Hasyim, Dapem V (Kecamatan Sei Kepayang dan Simpang Empat) Supriyadi KS, dan Dapem VII (Kecamatan Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Aek Kuasan) M. Yusuf.
Sementara itu, Jamyus Silalahi, Caleg Nomor Urut 1 dari Dapem VI (Kecamatan Air Batu), merasa optimis jika perolehan 2 kursi akan dipenuhi PPP di dapemnya. “Perjuangan ini kan ibadah. Jika kemudian dalam usaha, ihtiar dan tawakkal kita di jalan Allah, menghasilkan 2 kursi untuk PPP di Kecamatan Air Batu, atau ada yang mendapatkan 30 persen, semua itu adalah nikmat dan karunia dari Allah SWT yang wajib kita syukuri,” jelasnya.
Ketika ditanya soal langkah apa yang akan dilakukan untuk memenuhi target, Jamyus dengan lugas menjawab, “Langkah dakwah dan syiar Islam. Dengan menyampaikan amar makruf nahi munkar, agar semua ummat tetap komit pada kiblatnya, ke ka’bah dan takut kepada Allah,” kata Bendahara DPC PPP Asahan ini.
Demikian keterangan Ketua Laznah Pemenangan Pemilu Legislatif (LP2L) DPC PPP Kabupaten Asahan, Tripurno Widodo SH, Selasa (19/9) saat mempersiapkan seluruh berkas Caleg-celeg PPP yang akan diantar ke KPUD Asahan.
Diterangkannya, penetapan nomor urut partai tersebut, sesuai dengan surat persetujuan calon anggota DPRD Kabupaten Asahan dari DPW PPP Sumut, bernomor: 100/ INT/ B/ VIII/ 2008, tertanggal 13 Agustus 2008. Dan sudah diterima pihaknya, melalui faximail tanggal 17 Agustus 2008 lalu, pukul 16:16 WIB. Bahkan hari itu juga sudah diumumkan kepada seluruh Caleg PPP Asahan.
Dikatakan, pada Dapem-dapem lainnya untuk nomor urut 1, seperti Dapem I (Kecamatan Kisaran Barat dan Kisaran Timur) adalah Drs. Darwis Sirait. Dari Dapem II (Kecamatan Buntu Pane dan Bandar Pasir Mandoge) Tengku Syarifah SE. Kemudian Dapem III (Kecamatan Meranti) Tri Purno Widodo SH. Dapem IV (Kecamatan Air Joman dan Tanjungbalai) Firdaus Masudi Hasyim, Dapem V (Kecamatan Sei Kepayang dan Simpang Empat) Supriyadi KS, dan Dapem VII (Kecamatan Bandar Pulau, Pulau Rakyat dan Aek Kuasan) M. Yusuf.
Sementara itu, Jamyus Silalahi, Caleg Nomor Urut 1 dari Dapem VI (Kecamatan Air Batu), merasa optimis jika perolehan 2 kursi akan dipenuhi PPP di dapemnya. “Perjuangan ini kan ibadah. Jika kemudian dalam usaha, ihtiar dan tawakkal kita di jalan Allah, menghasilkan 2 kursi untuk PPP di Kecamatan Air Batu, atau ada yang mendapatkan 30 persen, semua itu adalah nikmat dan karunia dari Allah SWT yang wajib kita syukuri,” jelasnya.
Ketika ditanya soal langkah apa yang akan dilakukan untuk memenuhi target, Jamyus dengan lugas menjawab, “Langkah dakwah dan syiar Islam. Dengan menyampaikan amar makruf nahi munkar, agar semua ummat tetap komit pada kiblatnya, ke ka’bah dan takut kepada Allah,” kata Bendahara DPC PPP Asahan ini.
Kejar Target, PPP Sulsel Lari Maraton
DPW PPP SULSEL DAFTAR 90 CALEG
MESKI termasuk partai lama, sebab sudah ada sejak orde baru, tapi PPP, khususnya Sulsel untuk Pemilu 2009 terhitung lambat bergerak.Hal itu disebabkan karena konflik internal yang melilit partai ini di tingkat DPW Sulsel.
Tapi meski demikian, partai ini cukup optimistis bisa memenuhi target nasional untuk meraih 15 persen suara di Pemilu 2009. Target tersebut dinilai sebagai target yang masih rasional dan proporsional.
Untuk itu, berbagai strategi akan dilakukan ke depan. Infrastruktur dan jaringan partai yang ada tentu akan dioptimalkan. Semuanya akan dibahas dalam rapat lajnah pemenangan pemilu legislatif, bulan depan.
"Pokoknya kita akan berupaya semaksimal mungkin mengejar ketertinggalan. Kita sadari, untuk itu memang butuh strategi khusus," ungkap Sekretaris DPW PPP Sulsel, Taufiq Zainuddin di kantornya, Rabu 27 Agustus.
Salah satunya, kata dia, mekanisme penentuan caleg terpilih yang juga dilakukan melalui suara terbanyak. Menurut dia, hal itu bukan berarti PPP ikut-ikutan dengan partai. Sebab, dari awal justru PPP konsisten memperjuangkan di pembahasan UU Pemilu, tetapi kalau dari fraksi besar.
"Suara terbanyak itu diinginkan mayoritas cabang dan itu sudah ditindaklanjuti melalui rapat pengurus harian," ungkapnya. Selain itu, Taufiq juga lantas menyitir pernyataan ketuanya, Amir Uskara di beberapa kesempatan. Yakni, PPP Sulsel harus paling fight. Ibarat lari marahon, tetapi kecepatannya sprint.
"Bahkan, kalau perlu pakai dopping untuk mengejar ketertinggalan," kata Taufik sambil bercanda. Soal strategi kampanye, lanjutnya, masih akan dibicarakan secara internal. Sebab, kata dia, lebih baik berpikir sedikit tapi menghasilkan banyak dari pada berpikir banyak tapi menghasilkan sedikit.
"Semua masih akan dibicarakan secara internal supaya tidak terkesan kerja sendiri-sendiri," katanya. Sejumlah nama sudah disiapkan PPP untuk calegnya di tiap tingkatan. Untuk DPR RI misalnya, sudah ada nama seperti Suaib Didu dan Syukur Sabang untuk dapil Sulsel 3, Andi Jamaro Dulung di dapil 2 dan beberapa nama lainnya.
Untuk DPRD Sulsel, Ketua DPW Amir Uskara akan bertarung dari dapil Sulsel 2, sementara sekretarisnya, Taufiq Zainuddin akan bertarung dari dapil 4. Pengurus perempuan PPP seperti Andi Mariattang dan Muliati Mastura Yusuf akan bertarung di dapil 3.
MESKI termasuk partai lama, sebab sudah ada sejak orde baru, tapi PPP, khususnya Sulsel untuk Pemilu 2009 terhitung lambat bergerak.Hal itu disebabkan karena konflik internal yang melilit partai ini di tingkat DPW Sulsel.
Tapi meski demikian, partai ini cukup optimistis bisa memenuhi target nasional untuk meraih 15 persen suara di Pemilu 2009. Target tersebut dinilai sebagai target yang masih rasional dan proporsional.
Untuk itu, berbagai strategi akan dilakukan ke depan. Infrastruktur dan jaringan partai yang ada tentu akan dioptimalkan. Semuanya akan dibahas dalam rapat lajnah pemenangan pemilu legislatif, bulan depan.
"Pokoknya kita akan berupaya semaksimal mungkin mengejar ketertinggalan. Kita sadari, untuk itu memang butuh strategi khusus," ungkap Sekretaris DPW PPP Sulsel, Taufiq Zainuddin di kantornya, Rabu 27 Agustus.
Salah satunya, kata dia, mekanisme penentuan caleg terpilih yang juga dilakukan melalui suara terbanyak. Menurut dia, hal itu bukan berarti PPP ikut-ikutan dengan partai. Sebab, dari awal justru PPP konsisten memperjuangkan di pembahasan UU Pemilu, tetapi kalau dari fraksi besar.
"Suara terbanyak itu diinginkan mayoritas cabang dan itu sudah ditindaklanjuti melalui rapat pengurus harian," ungkapnya. Selain itu, Taufiq juga lantas menyitir pernyataan ketuanya, Amir Uskara di beberapa kesempatan. Yakni, PPP Sulsel harus paling fight. Ibarat lari marahon, tetapi kecepatannya sprint.
"Bahkan, kalau perlu pakai dopping untuk mengejar ketertinggalan," kata Taufik sambil bercanda. Soal strategi kampanye, lanjutnya, masih akan dibicarakan secara internal. Sebab, kata dia, lebih baik berpikir sedikit tapi menghasilkan banyak dari pada berpikir banyak tapi menghasilkan sedikit.
"Semua masih akan dibicarakan secara internal supaya tidak terkesan kerja sendiri-sendiri," katanya. Sejumlah nama sudah disiapkan PPP untuk calegnya di tiap tingkatan. Untuk DPR RI misalnya, sudah ada nama seperti Suaib Didu dan Syukur Sabang untuk dapil Sulsel 3, Andi Jamaro Dulung di dapil 2 dan beberapa nama lainnya.
Untuk DPRD Sulsel, Ketua DPW Amir Uskara akan bertarung dari dapil Sulsel 2, sementara sekretarisnya, Taufiq Zainuddin akan bertarung dari dapil 4. Pengurus perempuan PPP seperti Andi Mariattang dan Muliati Mastura Yusuf akan bertarung di dapil 3.
Gerbong Anak Muda Bergerak di PPP Sulsel
Gerbong Anak Muda Bergerak di PPP
BAU cat menyengat di Kantor DPW PPP Sulsel, Jl Sungai Saddang, Makassar, Selasa (19/8). Bekas cat berserakan di beberapa bagian lantai. Warna hijau mekar dalam ruangan gedung berlantai dua itu.
Pembenahan di kantor itu turut menandai pembenahan internal dan struktur PPP Sulsel menyambut Pemilu 2009.
Di bagian atas pintu masuk ruangan ketua dan sekretaris tertulis "Ruang Pemuda". Dalam ruangan itulah Amir dan sekretarisnya, Andi Taufik Zainuddin menjalankan roda kepemimpinan organisasi.
Beberapa anak muda tampak keluar-masuk ruangan yang memiliki tiga kamar kerja itu. Nyaris tak ada tokoh tua yang tampak di kantor berarsitektur kuna itu, setidaknya sejak tiga pekan terakhir.
Selama hampir setahun, tampuk kepemimpinan PPP di daerah ini vakum.
Tiga pekan lalu, kader muda PPP, Amir Uskara, ditetapkan menggantikan Prof Jalaluddin Rakhman menakhodai partai berlambang Kakbah di Sulsel.
Tampilnya Amir kian menguatkan bangkitnya generasi muda di partai ini. Amir memang belum termasuk tokoh senior di PPP. Dia malah masih tercatat tokoh muda di lingkup Nahdlatul Ulama (NU).
Buktinya, dia masih memimpin Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Gowa merangkap sebagai Ketua DPC PPP Gowa.
Tapi, Amir dinilai mampu membangkitkan adrenalin politik kaum muda di partai yang dikenal masih diwarnai tokoh tua beberapa dekade terakhir ini.
"Tidak banyak yang kami ubah. Kami hanya melakukan pergantian beberapa pengurus di DPW dan beberapa pengurus DPC yang kurang aktif. Lebih tepatnya mungkin revitalisasi," ujar Amir.
Amir bisa saja berkelik. Atau tidak menyadari bangkitnya semangat baru kaum muda di partai Kakbah Sulsel. Tapi, Wakil Sekretaris DPC PPP Pangkep Jufri Maudu, Wakil Ketua PPP Luwu Muhammad Ikbal Asnan, dan pengurus DPC PPP Takalar, Makmur, terus terang menaru harapan dan mengungkap kesuksesan kaum muda mengambilalih estafet kepemimpinan di PPP.
"Sekarang era anak muda. Kami minta dengan hormatpara senior dan orangtua kami untuk mengambil peran selaku orangtua yang bijak di PPP," tegas Jufri. Atas dasar itu, Jufri memilih bersaing bersama beberapa seniornya untuk merebut kursi DPRD Sulsel dari daerah pemilihan (DP) IV.
"Sekarang era kembalinya semangat kaum muda untuk berpolitik. Hal ini direspon dengan sangat baik dan cantik oleh PPP. Makanya, saya memilih bergabung ke PPP," tegas Makmur. Sebelumnya, dia menjabat Ketua DPC Partai Buruh Takalar.
"Pak Amir mampu meyakinkan senior dan tokoh PPP sehingga kepemimpinan bisa beralih ke tangan kaum muda. Kelebihan anak muda yang energik dan tak kenal lelah akan mampu mendongkrat suara PPP di Sulsel," tandas Ikbal.
BAU cat menyengat di Kantor DPW PPP Sulsel, Jl Sungai Saddang, Makassar, Selasa (19/8). Bekas cat berserakan di beberapa bagian lantai. Warna hijau mekar dalam ruangan gedung berlantai dua itu.
Pembenahan di kantor itu turut menandai pembenahan internal dan struktur PPP Sulsel menyambut Pemilu 2009.
Di bagian atas pintu masuk ruangan ketua dan sekretaris tertulis "Ruang Pemuda". Dalam ruangan itulah Amir dan sekretarisnya, Andi Taufik Zainuddin menjalankan roda kepemimpinan organisasi.
Beberapa anak muda tampak keluar-masuk ruangan yang memiliki tiga kamar kerja itu. Nyaris tak ada tokoh tua yang tampak di kantor berarsitektur kuna itu, setidaknya sejak tiga pekan terakhir.
Selama hampir setahun, tampuk kepemimpinan PPP di daerah ini vakum.
Tiga pekan lalu, kader muda PPP, Amir Uskara, ditetapkan menggantikan Prof Jalaluddin Rakhman menakhodai partai berlambang Kakbah di Sulsel.
Tampilnya Amir kian menguatkan bangkitnya generasi muda di partai ini. Amir memang belum termasuk tokoh senior di PPP. Dia malah masih tercatat tokoh muda di lingkup Nahdlatul Ulama (NU).
Buktinya, dia masih memimpin Gerakan Pemuda (GP) Ansor di Gowa merangkap sebagai Ketua DPC PPP Gowa.
Tapi, Amir dinilai mampu membangkitkan adrenalin politik kaum muda di partai yang dikenal masih diwarnai tokoh tua beberapa dekade terakhir ini.
"Tidak banyak yang kami ubah. Kami hanya melakukan pergantian beberapa pengurus di DPW dan beberapa pengurus DPC yang kurang aktif. Lebih tepatnya mungkin revitalisasi," ujar Amir.
Amir bisa saja berkelik. Atau tidak menyadari bangkitnya semangat baru kaum muda di partai Kakbah Sulsel. Tapi, Wakil Sekretaris DPC PPP Pangkep Jufri Maudu, Wakil Ketua PPP Luwu Muhammad Ikbal Asnan, dan pengurus DPC PPP Takalar, Makmur, terus terang menaru harapan dan mengungkap kesuksesan kaum muda mengambilalih estafet kepemimpinan di PPP.
"Sekarang era anak muda. Kami minta dengan hormatpara senior dan orangtua kami untuk mengambil peran selaku orangtua yang bijak di PPP," tegas Jufri. Atas dasar itu, Jufri memilih bersaing bersama beberapa seniornya untuk merebut kursi DPRD Sulsel dari daerah pemilihan (DP) IV.
"Sekarang era kembalinya semangat kaum muda untuk berpolitik. Hal ini direspon dengan sangat baik dan cantik oleh PPP. Makanya, saya memilih bergabung ke PPP," tegas Makmur. Sebelumnya, dia menjabat Ketua DPC Partai Buruh Takalar.
"Pak Amir mampu meyakinkan senior dan tokoh PPP sehingga kepemimpinan bisa beralih ke tangan kaum muda. Kelebihan anak muda yang energik dan tak kenal lelah akan mampu mendongkrat suara PPP di Sulsel," tandas Ikbal.
Muliaty Mastura Yusuf Caleg Perempuan DPW PPP Sulsel
PEMILU 2009 memberi ruang yang cukup besar bagi kaum perempuan. Tapi, perempuan juga tak boleh hanya mengharapkan durian runtuh dari langit.Untuk itu, perempuan juga harus tetap bekerja keras untuk bisa bersaing dengan laki-laki agar bisa duduk sebagai wakil rakyat. Salah satunya dengan berusaha mencapai suara terbanyak.
Semangat itulah yang dimiliki caleg PPP untuk dapil Bantaeng, Bulukumba, Selayar, dan Sinjai, Muliaty Mastura Yusuf. Pengurus Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Sulsel ini mengakui, dapil tempatnya bertarung terbilang cukup berat.
"Saya harus bertarung dengan dua mantan ketua DPC PPP, yakni mantan Ketua DPC PPP Makassar dan PPP Sinjai. Belum lagi caleg dari partai lain," kata alumni Magister Pendidikan UIN Alauddin ini.
Akan tetapi, lanjut, wakil sekjen DPW PPP Sulsel ini, dirinya juga memiliki basis yang cukup kuat di dapilnya. Sebab, dirinya berasal dari Selayar, sementara suaminya, berasal dari Bantaeng. Apalagi, hasil pleno DPW PPP Sulsel yang memutuskan suara terbanyak membuatnya makin percaya diri.
"Keputusan itu makin kuat jika revisi UU No 10 Tahun 2008 pasal 214 disahkan, sehingga kemungkinan lahirnya gugatan-gugatan tidak perlu lagi dikhawatirkan," ujarnya.
Diakui, pemberlakuan suara terbanyak merupakan kesempatan emas untuk berkompetisi secara sehat. Oleh karena itu, lanjutnya, pernyataan bahwa suara terbanyak kurang menguntungkan perempuan hendaknya dibuktikan di lapangan. Sebab lazimnya, antara teori dan fakta selalu berbanding terbalik.
"Jadi, harus ada uji lapangan dulu. Jangan berharap durian runtuh jatuh dari langit, tanpa usaha dan kerja keras," tegasnya
Semangat itulah yang dimiliki caleg PPP untuk dapil Bantaeng, Bulukumba, Selayar, dan Sinjai, Muliaty Mastura Yusuf. Pengurus Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Sulsel ini mengakui, dapil tempatnya bertarung terbilang cukup berat.
"Saya harus bertarung dengan dua mantan ketua DPC PPP, yakni mantan Ketua DPC PPP Makassar dan PPP Sinjai. Belum lagi caleg dari partai lain," kata alumni Magister Pendidikan UIN Alauddin ini.
Akan tetapi, lanjut, wakil sekjen DPW PPP Sulsel ini, dirinya juga memiliki basis yang cukup kuat di dapilnya. Sebab, dirinya berasal dari Selayar, sementara suaminya, berasal dari Bantaeng. Apalagi, hasil pleno DPW PPP Sulsel yang memutuskan suara terbanyak membuatnya makin percaya diri.
"Keputusan itu makin kuat jika revisi UU No 10 Tahun 2008 pasal 214 disahkan, sehingga kemungkinan lahirnya gugatan-gugatan tidak perlu lagi dikhawatirkan," ujarnya.
Diakui, pemberlakuan suara terbanyak merupakan kesempatan emas untuk berkompetisi secara sehat. Oleh karena itu, lanjutnya, pernyataan bahwa suara terbanyak kurang menguntungkan perempuan hendaknya dibuktikan di lapangan. Sebab lazimnya, antara teori dan fakta selalu berbanding terbalik.
"Jadi, harus ada uji lapangan dulu. Jangan berharap durian runtuh jatuh dari langit, tanpa usaha dan kerja keras," tegasnya
UJ, Mantan Gubernur Kalbar Nyaleg Lewat PPP
Bursa Caleg DPR-RI
UJ Gunakan KTA PPP Jakarta
Pontianak, H Usman Ja’far (UJ) telah memastikan dirinya meninggalkan Partai Golkar dan melaju ke bursa Caleg DPR-RI melalui PPP. Namun soal Kartu Tanda Anggota (KTA) mantan Gubernur Kalbar itu masih diperdebatkan internal PPP.
“Sekarang ini saya dicalonkan dari DPW PPP Kalbar untuk DPR-RI, bukan dari Partai Golkar,” kata UJ kepada wartawan via Short Message Service (SMS), Rabu (27/8).
UJ menjelaskan pertimbangannya maju menggunakan partai berlambang Ka’bah itu lantaran banyaknya permintaan dari pengurus DPW PPP Kalbar. Mengenai kepindahannya dari Golkar, UJ mengaku belum mempelajari meski dirinya telah memiliki KTA PPP yang tercatat di Jakarta. “Kartu anggota saya sebagai anggota PPP tercatat di Jakarta, bukan di Kalbar,” ujar UJ.
Dihubungi terpisah, Ketua DPW PPP Kalbar, H Ahmadi Usman SAg membenarkan UJ Caleg PPP, namun belum diketahui nomor urut berapa dari daftar Caleg. “UJ sudah cukup lama menjadi kader PPP. KTA tidak perlu diperdebatkan mau dikeluarkan dari kepengurusan mana. Pastinya KTA PPP berlaku di seluruh Indonesia,” kata Ahmadi.
Soal pindah partai, dia mengatakan tidak berani ikut campur karena menyangkut pribadi seseorang. ”Patokan kita sesuai KPU, kalau dapat KTA baru, maka KTA partai lama dianggap tidak berlaku,” tegas Ahmadi.
Menurutnya, pindahnya UJ dari Golkar ke PPP tidak melanggar AD/ART. Apalagi UJ sendiri yang berkeinginan pindah. “Perlu kita pertegas, bukan PPP yang melamar UJ, tetapi UJ melamar PPP karena beliau kader PPP,” ungkapnya.
Berbeda ungkapan UJ soal asal mula memperoleh KTA. Ketua Harian DPC PPP Kota Pontianak, Hasanuddin SH menjelaskan UJ mendapatkan KTA dari DPC Kota Pontianak yang dibuat sebelum pendaftaran Caleg Pemilu 2009 dan ditandatangani Ketua DPC H Sutarmidji SH MHum, dan Sekretarisnya Syaiful Suhri. “KTA UJ dibuat sudah lebih sebulan dari sekarang,” ungkap Hasanuddin.
Pengeluaran KTA itu, kata dia atas rekomendasi atau permintaan DPD PPP Kalbar. Setelah mendapatkan identitas anggota partai, UJ baru dicalonkan sebagai Caleg DPR-RI daerah pemilihan Kalbar.
Hasanuddin menjelaskan, ada tiga alasan pindah partai berdasarkan undang-undang nomor 2/2008 tentang partai politik. Alasan tersebut apabila meninggal dunia, mengundurkan diri dan pindah ke partai lain. AD/ART PPP, siap menerima kader partai lain yang menyatakan bersedia bergabung, tanpa harus menunjukkan bukti pengunduran diri. “Kalau di Golkar, kita tidak tahu apakah memiliki mekanisme tersendiri,” ungkap Hasanuddin.
UJ Gunakan KTA PPP Jakarta
Pontianak, H Usman Ja’far (UJ) telah memastikan dirinya meninggalkan Partai Golkar dan melaju ke bursa Caleg DPR-RI melalui PPP. Namun soal Kartu Tanda Anggota (KTA) mantan Gubernur Kalbar itu masih diperdebatkan internal PPP.
“Sekarang ini saya dicalonkan dari DPW PPP Kalbar untuk DPR-RI, bukan dari Partai Golkar,” kata UJ kepada wartawan via Short Message Service (SMS), Rabu (27/8).
UJ menjelaskan pertimbangannya maju menggunakan partai berlambang Ka’bah itu lantaran banyaknya permintaan dari pengurus DPW PPP Kalbar. Mengenai kepindahannya dari Golkar, UJ mengaku belum mempelajari meski dirinya telah memiliki KTA PPP yang tercatat di Jakarta. “Kartu anggota saya sebagai anggota PPP tercatat di Jakarta, bukan di Kalbar,” ujar UJ.
Dihubungi terpisah, Ketua DPW PPP Kalbar, H Ahmadi Usman SAg membenarkan UJ Caleg PPP, namun belum diketahui nomor urut berapa dari daftar Caleg. “UJ sudah cukup lama menjadi kader PPP. KTA tidak perlu diperdebatkan mau dikeluarkan dari kepengurusan mana. Pastinya KTA PPP berlaku di seluruh Indonesia,” kata Ahmadi.
Soal pindah partai, dia mengatakan tidak berani ikut campur karena menyangkut pribadi seseorang. ”Patokan kita sesuai KPU, kalau dapat KTA baru, maka KTA partai lama dianggap tidak berlaku,” tegas Ahmadi.
Menurutnya, pindahnya UJ dari Golkar ke PPP tidak melanggar AD/ART. Apalagi UJ sendiri yang berkeinginan pindah. “Perlu kita pertegas, bukan PPP yang melamar UJ, tetapi UJ melamar PPP karena beliau kader PPP,” ungkapnya.
Berbeda ungkapan UJ soal asal mula memperoleh KTA. Ketua Harian DPC PPP Kota Pontianak, Hasanuddin SH menjelaskan UJ mendapatkan KTA dari DPC Kota Pontianak yang dibuat sebelum pendaftaran Caleg Pemilu 2009 dan ditandatangani Ketua DPC H Sutarmidji SH MHum, dan Sekretarisnya Syaiful Suhri. “KTA UJ dibuat sudah lebih sebulan dari sekarang,” ungkap Hasanuddin.
Pengeluaran KTA itu, kata dia atas rekomendasi atau permintaan DPD PPP Kalbar. Setelah mendapatkan identitas anggota partai, UJ baru dicalonkan sebagai Caleg DPR-RI daerah pemilihan Kalbar.
Hasanuddin menjelaskan, ada tiga alasan pindah partai berdasarkan undang-undang nomor 2/2008 tentang partai politik. Alasan tersebut apabila meninggal dunia, mengundurkan diri dan pindah ke partai lain. AD/ART PPP, siap menerima kader partai lain yang menyatakan bersedia bergabung, tanpa harus menunjukkan bukti pengunduran diri. “Kalau di Golkar, kita tidak tahu apakah memiliki mekanisme tersendiri,” ungkap Hasanuddin.
Langganan:
Postingan (Atom)