Jumat, 18 Juli 2008

Ribuan Umat Islam Sergai Zikir Akbar di Masjid Agung

PPP Sergai Lebih dekat dengan Ummat

Syukur dengan suksesnya pelaksanaan Pilgubsu tahun 2008 di Provinsi Sumatera Utara dengan dimenangkan H Syamsul Arifin, SE dan Gatot Pujonugroho, ST umat Islam di Kabupaten Serdang Bedagai khususnya di Kecamatan Sei Rampah melaksanakan zikir akbar di Masjid Agung (Masjid Jami) Desa Pekan Sei Rampah, Sabtu(12/7).

Warga yang datang dari berbagai desa yang jumlahnya ribuan orang itu sangat antusias menyambut Gubsu Syamsul Arifin SE. Sebab, kata para jamaah zikir sudah banyak Gubsu yang memimpin Sumut, baru Syamsul Arifin yang berkenan hadir mengunjungi Masjid Agung Sei Rampah yang usianya juga sudah cukup lumayan.

Nampak hadir menyambut Gubsu dan turut mengikuti zikir di antaranya Ketua DPW PPP Sumut H.Fadly Nurzal, SAg Sekdakab Serdang Bedagai Ir H Djaili Azwar, MSi, Ketua DPC PPP Serdang Bedagai Usman Effendi Sitorus, SAg, sejumlah pejabat Pemkab Serdang Bedagai di antaranya Drs H Haris Fadillah, MSi, para tokoh agama, tokoh masyarakat,guru guru serta kaum ibu.


erius: Gubsu H Syamsul Arifin, SE didampingi Ketua DPW PPP Sumut H Fadly Nurzal, SAg menerima salam dari seorang ibu jamaah zikir setelah usai acara zikir di Masjid Agung, Sei Rampah, Sabtu(12/7) sore.

55 Kiai PKB Eksodus Ke PPP Sumenep Madura

55 Kiai PKB Eksodus ke PPP SUMENEP
| Jumat 15/07/2008
12:20:27 |















Sumenep –Surabaya Post

Konflik internal berkepanjangan yang terjadi di tubuh Partai KebangkitanBangsa (PKB), berdampak luas hingga tingkat bawah. Sebanyak 55 orang kiai ponpes yang berpengaruh di Sumenep, akhirnya hengkang dari PKB dan bergabung dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Mereka, Senin (14/7) sore, secara resmi menyatakan pindah ke PPP. Eksodus besar-besaran itu berlangsung dalam acara ‘Silaturrahmi Ulama dan Tokoh Masyarakat se-Kabupaten Sumenep Bersama Pengurus DPC PPP Sumenep’ di Ponpes An-Nuqayyah Desa Lubangsa Raya, Kec Guluk-Guluk, Sumenep.

Kiai yang menyatakan pindah ke PPP itu antara lain KH Khairul Umam Subairi (Gapura), KH Abdul Qadir Djailani (Rubaru), KH Khairul Anwar (Saronggi), KH Ansori (Giligenting), KH Moh Fadil (Bragung Guluk-Guluk), KH Moh Hasyim (Lenteng), Kiai Madriani Spd (Talango), KH Muzanni (Bragung Guluk-Guluk), dan KH Zakir Ilyas (Ganding). Penyebab kepindahan sejumlah kiai tersebut, antara lain, karena PKB tidak lagi menjadi partai kondusif sebagai saluran politik mereka dan PPP merupakan partai sepi konflik dan berazaskan Islam. “ Ini hanya sebagian, masih banyak yang akan pindah ke PPP. Tinggal tunggu waktu dan pengurus harus jemput bola,” ujar Kiai Khairul Umam, yang didaulat mewakili 55 kiai yang eksodus.

Pengasuh Ponpes Nurul Jadid Talango, Kiai Madriyani Spd, mengaku tidak nyaman jika harus bertahan di PKB. Masyarakat di Talango juga menginginkan memilih partai yang tidak ramai dengan pertikaian. Pertikaian di PKB menyebabkan perpecahan umat di bawah. “Kehendak masyarakat menginginkan kami pindah ke PPP,” ujarnya.

Ia berharap eksodus ini menjadi pelajaran bagi pimpinan PKB, bahwa apa yang terjadi di PKB, tak layak dipertontonkan kepada umat. Mantan Ketua PKB Kec Talango itu mengungkapkan, kepindahannya tidak hanya dilihat secara kasat mata politik. Namun juga sekaligus sebagai contoh, bahwa masyarakat bisa memilah mana yang baik dan buruk. “Siapapun gurunya, jika tidak memberi suri tauladan yang baik, pasti ditinggal umatnya,” pungkasnya.

Ketua DPC PPP Sumenep, KH Drs A Warits Ilyas, dalam sambutannya menyatakan, menyambut dengan baik kembalinya para kiai PKB bergabung dengan PPP, sebagai rumah lama warga NU. Dalam struktur kepengurusan PPP, papar wakil ketua DPRD Sumenep ini, di semua jenjang dari pusat hingga daerah, warga atau kader NU lebih dominan. Hanya diakuinya, ada unsur ormas lain seperti Parmusi, Syarekat Islam (SI) dan lainnya. “Hanya nama ormasnya yang beda, tapi secara kultural, mereka adalah ahlissunnah wal jamaah atau sama dengan NU,” ungkapnya.