Senin, 01 Desember 2008

PPP Tunggu Pemilu Pasang Iklan

Banjarmasin - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) tidak tergoda beriklan besar-besaran di media massa untuk menaikkan popularitas seperti yang dilakukan sejumlah partai lain belakangan ini.

Ketua Umum PPP Suryadharma Ali di sela-sela pembekalan calon anggota DPRD Provinsi dan Kabupaten/Kota se-Kalimantan Timur di Banjarmasin, Senin (1/12), menyatakan, pihaknya baru akan memasang iklan secukupnya ketika Pemilu 2009 sudah dekat.

"Kami berpendapat, iklan mungkin bisa menaikkan popularitas tapi belum tentu meningkatkan elektabilitas," kata Suryadharma.

Bahkan, kata Suryadharma, jika rentang waktu pemasangan iklan terlalu lama, pihaknya khawatir publik justru mengalami kejenuhan.

Oleh karena itu, lanjut dia, PPP justru memilih strategi menjalankan upaya-upaya konkret di lapangan dan melakukan berbagai perubahan di internal partai.

Sebelumnya, saat memberi pengarahan pada para caleg, Suryadharma menekankan perlunya PPP melakukan perubahan, termasuk perilaku politik kadernya yang menjadi wakil rakyat.

"Saya minta para kader yang berada di legislatif lebih peduli dan lebih berperan. Jangan sampai seperti iklan mobil 'nyaris tak terdengar'," katanya disambut tepuk tangan para caleg.

Dikatakannya, persaingan pada Pemilu 2009 akan sangat ketat, banyak pesaing yang hebat, termasuk partai baru yang berisi orang-orang lama, tentunya sudah tahu "isi perut" partai-partai lama.

"Kalau tidak berubah, bisa-bisa PPP ditinggalkan pemilih," kata Suryadharma yang juga Menteri Negara Koperasi dan UKM tersebut.

Dikatakannya, kecenderungan penurunan perolehan suara PPP pada pemilu sudah terbukti. Hasil Pemilu 2004 lebih buruk daripada Pemilu 2009.

Bahkan, kata dia, berbagai lembaga survei menyebut PPP akan 'terkubur' pada Pemilu 2009 atau kalaupun lolos parliamentary threshold perolehannya cukup minim. "Tapi, kita anggap saja survei itu benar untuk memacu kita membuktikan yang sebaliknya," pungkasnya.

Rahman Ruarrr Biasa..!

Rahman Sapu 40 Kecamatan  


Wahai sekalian manusia, sesungguhnya aku telah kalian angkat untuk memegang urusan kalian ini, padahal aku bukanlah orang terbaik di antara kalian. Oleh karena itu, jika aku berjalan di atas kebenaran/kebaikan maka dukunglah aku. Sebaliknya, jika aku menyimpang maka luruskanlah aku. Berlaku jujur adalah amanah, sedangkan berlaku dusta adalah pengkhianatan.

BOGOR - Begitulah nukilan pidato pembuka (iftitah) Abu Bakar as-Shiddiq (573 – 624 M) di hadapan kaum Muslimin, sesaat setelah ia diangkat menjadi khalifah pertama dalam sejarah kepemimpinan umat Islam. Pidato tersebut hampir mirip dengan perkataan Calon Bupati Bogor Rachmat Yasin ketika menyambut kemenangan sementara perolehan suara Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Bogor putaran kedua, hingga Minggu (30/11) malam kemarin. 
“Malam ini adalah malam keprihatinan. Jarak antara keprihatinan dengan kebahagian hanya sedikit. Oleh karena itu ketika saya mendapatkan kepercayaan lebih dari 50% warga masyarakat untuk memimpin kabupaten Bogor, maka saya harus memberikan harapan-harapan. Tetapi disisi lain saya memiliki beban yang sangat berat, karenanya saya patut mengucapkan innalillahi wainnailaihi rojiun. Karena apa? karena amanah ini bukan untuk berleha-leha, karena amanah ini bukan untuk bersenang-senang, tapi saya dengan Pak Karyawan Faturrahman harus bekerja keras, bahu-membahu untuk mewujudkan harapan-harapan warga itu,” tegas Rachmat dalam konferensi pers yang digelar di kediamannya Jalan Raya Dramaga Kampung Dramaga Tanjakan, Kabupaten Bogor, malam kemarin. 
Meski perhitungan masih bersifat sementara karena harus menunggu keputusan dari KPUD Kabupaten Bogor, Jum’at (5/12) mendatang, namun berdasarkan hasil perhitungan cepat Lingkaran Survey Indonesia (LSI) bekerjasama dengan Jaringan Isu Publik (JIP), pasangan nomor urut 5 Rachmat Yasin-Karyawan Faturrahman (Rahman) yang dicalonkan PPP dan PDIP sudah dinyatakan sebagai pemenang Pilbup Bogor dengan perolehan suara 63,55 %. Sedangkan pasangan Fitri Putra Nugraha-Endang Kosasih (Nusae) yang dicalonkan Partai Golkar meraih 36,45 %. Begitu pula dari data yang masuk berdasarkan laporan 7029 saksi pasangan Rahman yang disebar disetiap TPS juga menyatakan pasangan Rahman unggul di 40 kecamatan se-Kabupaten Bogor. 
Rachmat melanjutkan, pihaknya mengucapkan terima kasih kepada seluruh masyarakat Kabupaten Bogor yang telah mempercayakan pasangan Rahman untuk memimpin Kabupaten Bogor di lima tahun mendatang. “Oleh karena terima kasih yang sebesar-besarnya atas kepercayaan ini. Jika kami berjalan di atas kebenaran maka dukunglah kami. Sebaliknya, jika kami menyimpang maka luruskanlah, doakan dan jangan tinggalkan kami sehingga kami mampu membangun Kabupaten Bogor sesuai dengan harapan masyarakat,” pintanya.
Menurut Rachmat, dalam kepemimpinannya nanti pihaknya akan bersifat akomodatif dan terbuka. “Kami bukan saja akan merangkul orang-orang yang satu pemikiran dengan kami, tetapi yang berbeda pendapat pun akan kami rangkul, supaya Bogor ini menjadi lebih maju dan kondusif,” katanya.
Tak hanya itu, Rachmat juga mengaku, setelah penghitungan suara, pihaknya akan bersilaturahmi mendatangi pasangan Nusae dan pasangan lainnya. 
Sementara itu Calon Wakil Bupati Bogor Karyawan Faturrahman mengingatkan kepada seluruh pendukung dan simpatisan pasangan Rahman untuk tidak lengah, karena penghitungan masih bersifat sementara. “Dari mulai malam ini hingga hari penghitungan suara terakhir di KPU kita tidak boleh gegabah, lengah dan berleha-leha, karena pengalaman pada putaran pertama patut kita jadikan pelajaran yang sangat berharga. Kalau kita lengah mungkin monyet akan kehilangan jagong deui wae,” imbuhnya. 
Sementara itu berdasarkan Pantauan Pakar, Pemilihan Bupati Bogor putaran kedua yang dilaksanakan Minggu (30/11) kemarin tidak mendapatkan respon yang tinggi dari masyarakat untuk menggunakan hak pilih. Di sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS) tampak sepi dari pemilih. Bahkan, tak terlihat antrean warga yang datang ke TPS untuk melakukan pencoblosan. Misalnya di TPS 19 Perumahan Bumi Cibinong Endang, Kel. Sukahati, Kec. Cibinong, dari 598 jumlah pemilih yang datang ke TPS sampai pukul 11.30 siang hanya 201 orang. “Sejak pagi sampai jam 11.30 orang tak banyak ke TPS. Tidak ada antrean orang memilih. Kursi yang disediakan panitia kosong,” kata Ketua KPPS Suyanto.
Pemandangan serupa juga terlihat di TPS 1 Perumahan Nirwana Estate, Kel. Harapan Jaya. Dari jumlah pemilih 560 orang, sampai pukul 12.00 Wib, yang datang hanya 150 pemilih. Sepinya warga yang datang, membuat suasana di TPS terlihat kosong melompong. Kursi yang disediakan panitia juga tak terisi.Hanya satu dua warga yang datang ke TPS secara bergantian.
Begitu pula yang dikeluhkan Ketua KPPS 10 Desa Ciri Mekar Fauzi Fatah. Katanya, meski panitia sudah mempersiapkan TPS dengan baik bahkan dilengkapi dengan musik gambang kromo (musik khas betawi) dan terletak di pinggir jalan raya, toh tidak membuat masyarakat antusias datang ke TPS. Dari 448 jumlah pemilih, sampai pukul 11.00 Wib yang datang baru 65 orang.
Rendahnya minat masyarakat menggunakan hak pilih menurut hasil quick count yang dilakukan Lingkaran Survey Indonesia mencapai 45,42 %. “LSI memperkirakan jumlah warga yang menggunakan hak pilih hanya 54,58 %,” kata Setia Darma dari Jaringan Isu Publik (JIP).
Anggota KPU Kab. Bogor Ahmad Fauzi mengatakan, rendahnya partisipasi masyarakat sulit dihindari, karena memilih merupakan hak dari masyarakat. “KPU tidak bisa berbuat apa-apa kalau jumlah pemilih turun. Kita sudah berupaya semaksimal mungkin untuk mengajak masyarakat menggunakan hak pilih,” katanya.
Hingga Minggu malam pukul 20.00 Wib, hanya LSI-JIP yang mengeluarkan hasil penghitungan cepat atau quick count. Dari 320 TPS yang menjadi sampel dengan tekni multistage random sampling dengan tingkat error plus-minus satu persen, persentase data yang masuk 98,49 %, menunjukan bahwa pasangan Rachman unggul dengan perolehan suara 63,55 % dan Nusae 36,45 %.
Menurut Direktur Riset LSI Arman Salam, belajar dari pengalaman melakukan penghitungan cepat, hasil yang dikeluarkan LSI selama ini tidak jauh berbeda dengan penghitungan secara manual yang dilakukan KPU. “Kami sudah melakukan quick count 67 kali dan tidak pernah meleset hasilnya. Maka, sangat tidak mungkin LSI gegabah dan mempertaruhkan kredibilitas dengan hasil quick count pemilihan bupati Bogor.
Sedangkan Penjabat Bupati Bogor Soemirat meminta masyarakat untuk bersikap arif menyikapi hasil pemilihan dan tetap menjadikan keputusan KPU sebagai acuan resmi hasil pemilihan. “Alangkah baiknya semua pihak menghormati dan menunggu hasil keputusan resmi yang dilakukan KPU. Apapun hasilnya, mari diterima dengan lapang dada,” ucap Soemirat.
Dalam pantauan proses pemilihan berlangsung aman dan lancar. Sampai berita ini dituliskan pukul 21.00 Wib, tidak terjadi gejolak apapun di masyarakat. Bahkan, proses penghitungan suara di TPS-TPS berjalan lancar.