Selasa, 13 Januari 2009

PPP Khawatir Pemilu Molor

INILAH.COM, Jakarta - Wakil Ketua Umum PPP Chozin Chumaidy mengungkapkan, PPP mengkhawatirkan terjadinya pemilu yang tertunda akibat adanya hambatan-hambatan dalam penyediaan berbagai logistik pemilu 2009.
"Kekhawatiran PPP dan warga masyarakat tentang siap tidaknya KPU melaksanakan Pemilu ini sangat beralasan," katanya saat membuka Forum PPP Mendengar bertajuk "Pemilu Molor, Indonesia Tekor" di Kantor DPP PPP Jakarta, Selasa (13/1).
Chozin menyebutkan, sejumlah indikator yang bisa memicu munculnya kekhawatiran tertundanya pelaksanaan pemilu itu, seperti faktor logistik, faktor hukum dan kurangnya sosialisasi pemilu yang masih belum terpecahkan.
Bahkan, menurut Chozin , masih banyak pemilih yang belum paham mengenai Pemilu 2009 karena berdasarkan hasil jajak pendapat satu lembaga survei ditemukan bahwa hanya 51,8 persen responden yang mengetahui pemilu akan dilaksanakan 9 April.
"Ini sangat mengkhawatirkan karena dengan waktu tersisa 85 hari, baru separuh yang tahu," ujarnya.
Selain itu, Chozin menambahkan, pihaknya juga mengkhawatirkan masalah logistik pemilu dan hingga saat ini KPU belum menyiapkannya serta belum diketahui perusahaan mana yang siap mencetak surat suara.
Pada bagian lain, politisi senior PPP itu mengatakan bahwa kalau sampai pemilu sampai "molor" maka akan banyak kerugian yang harus ditanggung bangsa Indonesia, tidak hanya dari segi biaya tetapi juga segi ongkos sosial politiknya.
"Pemilu yang tertunda bahkan bisa menimbulkan krisis ketatanegaraan, dimana pemerintahan lama sudah demisioner sementara pemerintahan baru hasil pemilu belum terbentuk," katanya.
Menurut Chozin, apabila terjadi kondisi seperti itu pada tingkat daerah, masih dimungkinkan dilakukannya penunjukkan pelaksana tugas bupati/gubernur. Sementara untuk posisi presiden, bangsa Indonesia tidak pernah punya preseden sebelumnya.

PPP Sultra Siapkan Materi Pembekalan Caleg

K E N D A R I, SULTRA – Partai Persatuan Pembangunan Sulawesi Tenggara tengah menyusun jadwal dan materi pembekalan bagi para anggota calon legislatif, yang akan digelar bulan Februari mendatang, kata Wakil Ketua PPP Sultra, Boner Wasran di Kendari, Senin (12/1).Menurut Boner, pembekalan ini akan diikuti oleh seluruh caleg mulai dari DPRD provinsi hingga DPRD kabupaten/kota. ”Pematerinya dari koordinator wilayah (korwil) maupun dari DPP. Kita berharap ketua umum dapat hadir dalam pembekalan nanti,” jelas Boner.Meskipun pembekalan caleg baru akan digelar Februari mendatang, namun bukan berarti caleg PPP belum melakukan aktifitas sosialisasi ke masyarakat. ”Pembekalan yang kita lakukan ini lebih mengarah pada konsolidasi dan pematangan strategi kampanye nanti,” tambahnya.Di tingkat provinsi, jelas Boner, caleg PPP gencar mengadakan pertemuan dengan kelompok masyarakat dan tokoh-tokoh adat di berbagai daerah.Sementara pertemuan rutin yang diwajibkan digelar minimal dua kali, kini ditingkatkan, mengingat kian dekatnya saat pemilu. Sebagai partai lima besar peraih suara terbanyak di Sultra, saat ini PPP memiliki lima orang kader di DPRD. Kendati demikian, salah seorang kader mereka hengkang ke PAN. Proses PAW di DPRD belum tuntas sampai sekarang.Sekretaris DPC PPP Konawe Utara di tempat terpisah menjelaskan, salah satu aktifitas caleg PPP untuk menghadapi pemilu mendatang adalah rapat koordinasi yang akan digelar di Kabupaten Konawe Utara. ”PPP Konawe Utara akan menggelar rapat koordinasi di Kecamatan Sawa. Rencananya, 17 Januari,” kata Mubarok.Sebelumnya, Ketua DPW PPP Sultra, Yusran Silondae, menggelar temu kader di Kabupaten Konawe Utara yang dihadiri ratusan kadernya di daerah tersebut. Yusran mewanti-wanti kadernya untuk bisa meraih target 15 persen suara dalam pemilu nanti.

Muhammad Arwani Thomafi : Andalkan Jaringan Pondok Pesantren

PERJUANGAN Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Arwani Thomafi sebagai calon legislator (caleg) di daerah pemilihan (dapil) Jawa Tengah III (Kabupaten Grobogan, Blora, Rembang,dan Pati) tidaklah mudah.
Selain dapil itu dikenal sebagai basis nasionalis,politikus muda ini pun harus menghadapi lawan-lawan berat. Dari Partai Golkar ada Firman Subagyo, sedangkan dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ada Marwan Ja’far.Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) juga mengajukan calon berat Sonny Keraf, begitu pula Partai Demokrat kembali mencalonkan Ignatius Mulyono. Meski menempati nomor urut satu, Arwani tak mau lengah. Sebab, dengan sistem suara terbanyak, peluangnya sama dengan calegcaleg di bawahnya.Putra tokoh PPP almarhum KH Thoyfur ini akan menggunakan jaringan pesantren untuk mendapatkan simpati pemilih. ”Kalau mengandalkan dana, saya bisa kewalahan. Karena itu, jaringan pesantren saya manfaatkan untuk sosialisasi,” kata kader muda NU ini.Melalui strategi tersebut, Arwani banyak terbantu. Sebab, para kerabat maupun kolega menyambut baik pencalonannya. Konflik internal PKB diakuinya banyak membantu dalam menuai dukungan, khususnya di Pati. Bahkan, kata dia, banyak kader PKB pro-Gus Dur berkomitmen mendukung pencalonannya. ”Banyak alat peraga kampanye yang dibantu mereka (kader PKB pro- Gus Dur). Selain itu, kader-kader PPP telah bekerja keras mendukung saya,”terang alumnus UIN Sunan Kalijaga ini. Mantan aktivis HMI ini mengaku, penerapan sistem terbanyak mengharuskan dirinya all out di dapil. Bahkan, dirinya harus rela bolak-balik Jakarta–Rembang. ”Mau bagaimana lagi? Di Jakarta saya punya tugas, tapi di dapil jangan sampai lengah. Mungkin lain ceritanya kalau menggunakan nomor urut, bisa agak ringan. Sekarang ini tidak bisa lagi bersantai-ria,”ucapnya.