Sabtu, 07 Maret 2009

Pertemuan PPP-Golkar Lahirkan 5 Tekad

Pertemuan petinggi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan elit Golkar melahirkan lima tekad kesepakatan sebagai upaya membangun bangsa Indonesia lebih maju. Tepat pukul 11.00 WIB, Ketua Umum DPP Partai Golkar Jusuf Kalla, Sekjen Sumarsono, Bendahara Andi Ahmad Dara, bersama Ketua Umum PPP Suryadharma Ali yang didampingi Wakil Ketua Umum PPP Chozin Chumaidy memasuki ruang media launge di kantor DPP Partai Golkar, Jalan Angrek Nelly, Jakarta Barat, Sabtu (7/3)
Pimpinan kedua parpol tersebut secara resmi menyampaikan hasil dari pertemuan itu ke media. Hasil pertemuan yang melahirkan lima tekad kesepakatan itu dibacakan oleh Jusuf Kalla.
Pertama, membangun silaturahmi dan kerjasama politik untuk memperkokoh kebersamaan dan tanggung jawab terhadap kemajuan bangsa dan negara hari ini dan masa mendatang.
Kedua, melaksanakan dan mengawal Pemilu 2009 yang sukses, jurdil, luber dan bermartabat. Ketiga, menyukseskan pemerintahan SBY dan JK hingga masa akhir jabatan.
Keempat, membangun demokrasi dengan memperkuat parpol sebagai pilar demokrasi dan mengembangkan sistim multipartai yang sederhana. Kelima, membangun kebersamaan dengan partai lainnya untuk kepentingan bangsa yang lebih luas.
Suryadharma Ali menambahkan, kelima butir tersebut adalah hasil dari pertemuan kedua partai secara tersurat, sementara yang tersirat tidak disampaikan dengan alasan itu tidak etis.
"Golkar menginginkan adanya perpolitikan yang bermartabat, tentunya akan ada pertemuan lanjutan dengan partai-partai politik lainnya," imbuh Jusuf Kalla.

PPP Partai Idaman Orang Tua Lansia


PPP DIGANDRUNGI KAWULA MUDA, DI CINTAI PARA WANITA, DISAYANGI PARA ORANG TUA
BEGITULAH perumpamaan yang pantas dialamatkan ke Partai Golkar dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Ya, kedua partai warisan Orde Baru itu memang gencar sekali menggaet pemilih pemula demi mendongkrak suara di Pemilu 2009.

Berbagai cara yang dinilai dapat menunjang target tersebut dilakoni. Misalnya yang dilakukan aktris Nurul Arifin, salah seorang caleg Partai Golkar, yang meluncurkan komik pemilu berjudul “Putih Abu-abu Pemilu”.

PPP pun tak kalah dahsyat dalam upaya merangkul pemilih pemula. Berulangkali, Ketua Umum PPP Suryadharma Ali mengatakan bahwa partai yang dipimpinnya bakal membidik pemilih pemula. Surya sadar, pemilih PPP sangat potensial.

Makanya, jangan heran jika PPP merekrut artis yang diharapkan menarik hati anak muda. Bahkan, saking inginnya menggaet anak muda, Surya pernah menyatakan bahwa perempuan seksi ber-rok mini dan lelaki beranting juga akan digaet PPP.

Tapi, petinggi Partai Golkar dan PPP tampaknya harus lebih gencar menggaet pemilih pemula, dalam hal ini anak-anak muda. Sebab, dalam survei yang digelar Lembaga Survei Nasional (LSN) pada 10-20 Desember 2008 di 33 provinsi, di antara sembilan partai yang diprediksi bakal menjadi yang teratas, Partai Golkar berada di urutan paling buncit sebagai partai yang akan dipilih anak muda.

Dari 1.225 responden yang diwawancarai secara tatap muka, partai pimpinan Jusuf Kalla itu cuma meraih dukungan dari 18,56 persen anak muda. Sementara PPP berada dua strip di atas Partai Golkar, dengan dukungan 21,25 persen anak muda.

Sebaliknya, di kalangan pemilih lansia, PPP berada di posisi puncak dengan dukungan 47,36 persen responden. Partai Golkar menyusul di bawahnya dengan dukungan 44,65 persen responden. Margin of error survei di atas kurang lebih 2,8 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen.

PPP Sumbar Semangat Hadapi Pemilu

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sumatera Barat menyatakan tidak gentar bersaing dengan partai Islam lainnya dalam pemilu legislative yang akan digelar 9 April mendatang.
Demikian dinyatakan oleh Wakil Sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PPP Sumbar, Pardamean Nasution..
Menurut Pardamean, hal ini dikarenakan seluruh calon anggota legislatif (caleg) PPP di Sumbar beagama Islam. Sehingga PPP lebih siap merebut suara konstituen Muslim dibandingkan partai mana pun.
"Pada pemilu 2004 kemarin, kita kalah dari PKS, tapi sekarang PKS kan bukan partai Islam lagi telah nasionalis, banyak calegnya yang non Islam, terutama di daerah timur sedangkan PPP semua Islam," katanya.
Menurut Pardamean, pada pemilu 2004 lalu ada empat daerah di Sumatera Barat yang menjadi basis suara PPP yaitu Padang, Limapuluh Kota, Agam, Pasaman, dan Kota Pariaman. Pardamean yakin kelima daerah tersebut akan tetap memberikan kontribusi besar dalam pemilu 2009
"Kelima daerah itu sebagai lumbung suara PPP Sumbar, kami yakin 2009 hasilnya juga sama," tandas Pardamean.
Untuk merebut massa Islam, saat ini PPP tetap menyuarakan syariat Islam di Sumatera Barat, terlebih jika target 15 kursi mampu diperoleh PPP Sumbar pada pemilu 2009
"Pada tahun 2004 PPP hanya memiliki 7 kursi, 2009 PPP yakin akan mendapat 15 kursi, sehingga mampu maksimal dalam memperjuangkan syariat Islam," kata Pardamean.
Saat ini PPP Sumbar telah melakukan survei internal untuk melihat kekuatan PPP, dan hasilnya persentase masyarakat Islam masih tinggi untuk memilih PPP pada pemilu 2009, namun Pardamean tidak menampik jika partai Islam lain juga memiliki peluang besar untuk merebut suara Islam.

Walikota Baubau Diundang ke Boston AS

BAUBAU-Setelah mempresentasikan rumput laut di Jakarta, kini Walikota Baubau MZ Amirul Tamim yang juga sekaligus sebagai ketua DPC PPP Bau Bau diundang Dirjen Departemen Kelautan (DKP) untuk berangkat ke Boston, salah satu Negara Bagian Amerika Serikat (AS). Undangan itu dalam rangka presentase prospek pemasaran hasil laut. Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kota Baubau, Ir Sumardjo mengatakan, Walikota Baubau akan berangkat ke Boston bersama Dirjen Pemasaran DKP, Dirjen Luar Negeri, Dirjen Sertivikasi, serta sejumlah rombongan lainnya pada tanggal 18 Maret ini. Namun Walikota sendiri baru akan berangkat ke Jakarta pada 14 Maret nanti. “Keberangkatan Walikota bersama para Dirjen itu dalam rangka memasarkan hasil laut di negeri ini,” kata Sumardjo, pada koran ini kemarin (6/3).Dikatakan, hasil laut yang akan dipasarkan nanti terdiri dari rumput laut, ikan kayu, serta hasil laut lain. Untuk semua bahan yang akan dibawa ke Boston itu dia mengaku pihaknya sudah mengirim rumput laut dan ikan kayu ke Dirjen DKP di Jakarta. “Jadi begitu berangkat, bahannya sudah siap di Jakarta,” kata Sumardjo.Lebih lanjut Sumardjo mengatakan, kedua hasil laut itu bisa dikatakan masih sangat langka di Indonesia, terutama ikan kayu. Bahkan di dunia pun barang tersebut, masih dibilang sangat langka, sehingga masih ada peluang dipasarkan di luar negeri.Di Boston Amirul Tamim bersama rombongan Dirjen DKP akan mengunjungi bebarapa pabrik hasil laut, dan melakukan lobi untuk peluang pemasaran hasil laut

KH M Irfan Sholeh : Saatnya Melirik Pesantren

Sepasang mata Khatib Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Bahrul Ulum, Tambakberas, Jombang, KH M Irfan Sholeh bergerak liar saat disinggung topik mengenai peran pondok pesantren dalam pembangunan bangsa. "Sebetulnya, kalau pemerintah cerdik, seharusnya model pendidikan seperti pesantren inilah yang dipakai. Tidak neka-neka, produk bangsa asli, dan tepat sasaran," katanya.
Ia mengatakan, pondok pesantren (ponpes) yang selama ini terkesan dianaktirikan pemerintah kenyataannya mampu bergerak sendiri dengan dinamis dan menerima pengaruh dari luar untuk menghasilkan insan berkualitas.

Ia membandingkan dengan produk pendidikan yang selama ini dijalankan pemerintah dengan berbagai lembaga pendidikan dengan ongkos produksi tinggi, yang dalam pandangannya hanya menghasilkan lulusan yang kebanyakan hanya pandai di tingkatan kemasan tetapi keropos di dalamnya.
"Pesantren juga sangat demokratis sejak dahulu, selalu menerima pendapat dari luar. Pesantren itu tidak jumud (stagnan)," kata Gus Irfan.
Dengan pemahaman seperti itu pula, Ponpes Bahrul Ulum di Dusun Tambakberas, Desa Tambakrejo, Kecamatan Jombang, Kabupaten Jombang, yang mulai dirintis sejak 1825, telah berkembang menjadi 28 nama ponpes. Pengasuhnya yang masih dalam keluarga besar Bani Hasbullah mengembangkan karakteristik pondok masing-masing.

Gus Irfan mengatakan, Ponpes Bahrul Ulum mulai dirintis Mbah Soihah (1825-1860), diteruskan Mbah Usman (1860-1922) dan Mbah Hasbullah, kemudian memasuki era penamaan Bahrul 'Ulum pada tahun 1960-an oleh KH Wahab Hasbullah. "Sejak dahulu (keturunan) memang disuruh bikin pondok sendiri-sendiri," kata Gus Irfan.

Kesepakatan
Menurut dia, pemberian kebebasan yang berbentuk menjadi 28 nama pesantren itu dimaksudkan menampung seluruh generasi guna menghindari konflik internal ketimbang jika diputuskan harus eksis dengan satu warna dan nama. Namun, memang ada semacam kesepakatan bahwa nama Bahrul Ulum tetap harus disematkan di belakang nama-nama pesantren
itu karena mereka semua tetap bernaung di bawah bendera Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Bahrul 'Ulum.

Maka, tersebutlah sejumlah nama ponpes seperti Al Fatimiyya, Al Muhajirin, Al Atifiyyah, Al Hamidiyah, Ar Raudhoh, Al Hasbullah, Al Muhibbin, Al Maliki, As Saidiyyah yang di belakangnya diembel-embeli Bahrul 'Ulum. Setiap ponpes punya tekanan yang berbeda-beda, seperti fokus pada pengajaran ilmu kanuragan, bahasa, dan metafisika sekalipun
sebagian besar tetap berpedoman pada metode pengajaran salaf (tradisional) ala pola pengajaran yang diwariskan ulama-ulama terdahulu.

"Ada pondok yang khusus soal istigasah dan bahkan ada pula yang khusus soal-soal metafisika dengan (kiai) yang selalu berkeliling ke berbagai daerah dengan mengendarai sepeda motor," tutur Gus Irfan yang juga mengasuh Ponpes Al Hamidiyah Bahrul Ulum dengan sekitar 45 santri itu.
Sekitar 6.000 santri kini berada dalam pengasuhan 28 ponpes di bawah Dewan Pembina Yayasan Pondok Pesantren Bahrul Ulum. Ada pula Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah (STIT) yang diketuai KH Hasib Wahab.

Caleg PPP Zaini Rahman Sebar 36.000 Contoh SS

BONDOWOSO, JATIM – Banyak cara yang dilakukan caleg (calon legislatif) untuk mengenalkan diri kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan Zaini Rahman, caleg DPR RI dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP), harus mencetak contoh surat suara sebanyak 12 ribu lembar per kabupaten.

Zaini menuturkan, dirinya sebagai caleg nomor urut 2 dari Dapil (Daerah Pemilihan) Jatim III meliputi Situbondo, Bondowoso dan Banyuwangi. Guna menyiasati belum meratanya langkah sosialisasi KPUD di masing-masing daerah, maka ia mensosialisasikan cara pencoblosan dan mencontreng dengan menyebarkan 12 ribu contoh surat suara di setiap kabupaten yang menjadi Dapil Jatim III. Atau menyebarkan 36 ribu contoh surat suara yang dicetak sendiri untuk seluruh Dapil Jatim III.
“Contoh surat suara tersebut kami sebarkan melalui tim sukses yang tersebar di 23 Kecamatan di Bondowoso,” kata Koordinator The Zaini Rahman Centre, Haris Su’udi saat ditemui di acara santai, Rabu (4/3) malam.

Menurut Haris, selain untuk bersosialisasi, contoh surat suara juga untuk membantu kesalahan pemilih dalam pencoblosan. Diharapkan, konstituen sudah bisa membedakan seperti apa surat suara masing-masing kontestan Pemilu legislative tahun ini.

Semua tim sukses, lanjut Haris, sudah diberi pembekalan teknis mencontreng surat suara yang benar. Termasuk perbedaan warna setiap surat suara antara DPR RI, DPRD propinsi dan kabupaten/kota, serta surat suara untuk DPD (Dewan Perwakilan Daerah).

“Tidak semua masyarakat memahami perubahan tehnis menggunakan hak suaranya dalam Pemilu saat ini. Sehingga kami merasa memiliki tanggung jawab untuk ikut melakukan mensosialisasikan cara mencontreng. Hal ini akan mengurangi angka suara yang tidak sah,” katanya.

Haris menjelaskan, banyak kendala yang ditemui tim Zaini Rahman selama melakukan sosialisasi. Salah satunya kebingungan masyarakat dengan banyaknya jumlah partai politik peserta Pemilu tahun ini.
“Masyarakat itu kurang memahami lambang partai, yang mereka kenal hanya warna partai. Hal ini cukup merepotkan,” katanya.

WARNA WARNI BENDERA PPP