Rabu, 17 Desember 2008

Caleg PPP Garap Iksass PP Salafiyah

BANYUWANGI-Rayon Ikatan Santri dan Alumni Pondok Pesantren (Ponpes) Salafiah Syafi'iyah (Iksass) Banyuwangi diajak berkiprah di bidang perekonomian. Selama ini bidang tersebut dinilai kurang tergarap secara maksimal oleh para alumni ponpes di Sukorejo, Asembagus, Situbondo, yang tinggal di Kota Gandrung. 

Harapan tersebut disampaikan Ketua Pusat Iksass Muhyidin Khotib saat menjadi narasumber dialog pra Musyawarah Rayon (Musyra) Iksass Banyuwangi di aula wisata air Atlanta Genteng, kemarin lusa. Menurut Muhyidin, berdasarkan data yang dia peroleh, banyak anggota Iksass di Banyuwangi kurang optimal terjun ke bidang perekonomian. Kebanyakan mereka terjun ke dunia pendidikan dan ponpes. "Padahal, amanat pendiri pesantren, alumni bukan hanya diminta terjun ke dunia pendidikan, tapi ekonomi juga harus jadi lahan garapan alumni," pesan calon anggota legislatif (Caleg) daerah pemilihan (Dapil) III Situbondo dari PPP itu.

Pria berjambang itu berharap, ke depan garapan para pengurus dan anggota Iksass bisa lebih fokus kepada persoalan ekononi keumatan. Mengenai kesulitan akses ke lembaga pemerintah, Muhyidin berharap, para pengurus dan anggota Iksass bisa menjalin komunikasi dengan para wakil rakyat dan eksekutif. "Kebetulan di sini ada Bu Nyai Mursyidah (caleg DPR RI) dan Mas Adib (caleg DPRD Jatim). Ke depan, beliau-beliau ini bisa diakses jaringannya oleh teman-teman untuk menggarap bidang perekonomian," sarannya. 

Selain Muhyidin, kegiatan yang dimulai pukul 14.00 sampai 16.30 itu juga menghadirkan dua narasumber, yaitu Mursyidah Thahir dan Ahmad Adib. Keduanya caleg PPP dari dapil III Jatim meliputi Banyuwangi, Situbondo, dan Bondowoso. 

Guntur Al Badri, ketua panitia dialog mengatakan, kegiatan tersebut untuk mencari masukan pada waktu Musyra akhir bulan ini. "Masukan-masukan dalam dialog ini akan kita jadikan materi pembahasan dalam musyra mendatang," tutur sekretaris PCNU Banyuwangi itu.

Jangan LUGU PPP-ku, Mari "Bermain CANTIK!!"

NOSTALGIA BERATNYA PERJUANGAN PPP.

PPP satu satu Partai yang turun kejalan mendukung disyahkannya RUU APP
Massa demonstrasi Banom PPP, terdiri dari GPK, Angkatan Muda Kabah, GMPI, WPP, dan GMII serta kader-kader PPP, sudah berkumpul di Tugu Proklamasi dan sudah menyiapkan 25 Metromini.

"Kami mengerahkan massa sekitar 2000 orang," ujar Sekjen DPP PPP Irghan Chairul Maghfiz di Tugu Proklamasi, Kamis (23/10).

Badan otonom PPP, menuntut DPR segera mengesahkan RUU Pornografi, rencananya DPR akan ketok palu pengesahan RUU itu besok.

Mereka pun sudah berkoordinasi dengan pihak DPR, dan sedianya para kader dari Banom PPP ini akan diterima oleh Fraksi partai 'Ka'bah' itu di Senayan.

Sementara itu di gedung DPR RI Senayan, juga akan berkumpul massa dari aliansi masyarakat yang menolak pengesahan RUU Pornografi.

Untuk mengantisipasi kemungkinan bentrokan di lapangan, sebelum pemberangkatan dari Tugu Proklamasi para kader dan organisasi underbow PPP diberi pengarahan oleh Irgan Chairul Maghfiz.

"Saya mewanti-mewanti seluruh kader PPP untuk tidak terpancing dengan situasi di lapangan DPR, sebab disana akan ada kelompok aksi yang menolak pengesahan RUU Pornografi," ujar Irgan dalam pengarahannya.

Demikian halnya dengan aparat keamanan, polisi telah mengantisipasi bentrokan di depan gedung DPR dengan mengerahkan personelnya, lengkap dengan tameng, panser dan alat penyemprot air. Sejauh ini mereka tetap siaga di halaman gedung DPR menanti datangnya gelombang massa yang akan menggelar aksi.
Perang Batu di Lapangan Banteng
Perang batu terjadi antara massa PPP dengan Partai Golkar. Siapa bermain?????.


Jakarta, 18 Maret 1982. Pada mulanya kampanye masih berjalan tenang. Massa Golkar yang menguningkan Lapangan Banteng masih menunggu kedatangan juru kampanye Golkar, Ali Murtopo. Tapi situasi berubah seketika pada saat massa beratribut PPP melintasi Lapangan Banteng. Saling cela antara massa Golkar dengan massa PPP pun semakin menjadi-jadi. Batu-batu berterbangan. Massa pendukung Golkar berhamburan ke jalan, mengejar massa PPP. Mereka segera saja terlibat dalam baku hantam. Insiden yang kemudian dikenal sebagai Insiden Lapangan Banteng itu secara cepat meluas ke beberapa titik di Jakarta.

Ketika kejadian itu berlangsung, Bathi Mulyono (61) berada di dalam kerumunan massa PPP. “Saya ada di sana, pake baju kuning di luar, kaos hijau di dalam,” ujar Bathi mengenang insiden 26 tahun lampau. Ia bersama beberapa kawannya berangkat dari Semarang menuju Jakarta dan sudah berada di Lapangan Banteng sejak semalam sebelum kejadian.

Bathi adalah Ketua Yayasan Fajar Menyingsing, satu organisasi yang menampung mantan narapidana di wilayah Jawa Tengah. Organisasi ini didirikan atas restu Gubernur Jawa Tengah saat itu, Soepardjo Roestam. Bathi juga aktif di dalam kepengurusan DPP Golkar Jawa Tengah. Beberapa hari sebelum kampanye di Lapangan Banteng itu dimulai, ia sudah menerima “order” untuk memprovokasi insiden tersebut.

“Kami sudah mendapatkan petunjuk untuk operasi di Jakarta, perintah itu datang dari number one melalui jaringan saya,” ujar Bathi. Number one yang dimaksud Bathi adalah Ali Murtopo, petinggi di era Orde Baru yang terkenal dengan operasi-operasi klandestinnya.

Operasi itu memang “berhasil.” Paling tidak ada korban jiwa yang jatuh dan banyak aktivis yang ditangkap. Ali Sadikin dan KH. Yusuf Hasyim dituduh berada di balik penyerangan aktivis PPP terhadap massa pendukung Golkar. “Padahal yang menyulut kejadian itu ya kami juga,” kata Bathi. Pemberitaan yang mengungkapkan ihwal kejadian itu diharuskan menandatangani surat pernyataan bersedia bekerjasama dengan pemerintah, termasuk pula Majalah Tempo yang terkenal kritis dalam pemberitaannya.

Rekayasa insiden itu tidak lain ditujukan untuk meraih simpati massa pada Golkar yang pada pemilu 1977, untuk beberapa wilayah, berhasil dikalahkan oleh PPP. Insiden itu juga disebut-sebut untuk menjegal Ali Sadikin yang digosipkan akan menyalonkan diri sebagai presiden. Rekayasa kerusuhan Lapangan Banten itu tampak dari keterlambatan Ali Sadikin untuk datang ke Lapangan Banteng, tempat di mana ia akan berbicara sebagai juru kampanye Golkar.

Ali kemudian turut memberikan keterangan pers yang dilakukannya bersama-sama Pangkobkamtib Soedomo, di hadapan petinggi media massa dan pejabat negara. Dalam konferensi pers itu Soedomo mengatakan jika kerusuhan itu dipicu oleh oknum-oknum yang tidak bertanggungjawab.

Setelah melewati masa kampanye yang penuh ketegangan, akhirnya hari pencoblosan diselenggarakan serentak pada 4 Mei 1982. Seperti pada Pemilu-Pemilu sebelumnya di era Orde Baru, Golkar meraup suara terbanyak di tingkat nasional namun kembali gagal mendapatkan posisi pertama di Aceh. Warga Aceh yang mayoritas muslim lebih banyak memilih PPP.

Daerah pemilihan DKI Jakarta dan Kalimantan Selatan yang semula dikuasai PPP, kali itu berhasil direbut oleh Golkar. Secara nasional Golkar berhasil merebut tambahan 10 kursi dan itu berarti kehilangan masing-masing 5 kursi bagi PPP dan PDI Golkar meraih 48.334.724 suara atau 242 kursi. Adapun cara pembagian kursi pada Pemilu ini tetap mengacu pada ketentuan Pemilu 1971.

Lagi-lagi, drama pemilihan presiden berlangsung seperti biasanya: rakyat masih percaya pada Soeharto untuk kembali dipercaya jadi presiden.

42 Hewan Qurban Diserahkan H Maiyasyak Johan SH MH

Wakil Ketua Komisi III DPR-RI H Maiyasyak Johan SH MH menyerahkan 42 ekor hewan ke sepuluh (10) Kab/Kota di Sumut (Binjai, Langkat, Asahan, Tanjung Balai, Batubara, P Siantar, Dairi, Simalungun, Karo Dairi dan Pakpak Bharat), satu hari menjelang Hari Raya Idul Adha 1429 H. Pemberian ke-41 hewan qurban terdiri 41 ekor kambing dan 1 ekor lembu itu dititipkan kepada DPC PPP di masing-masing Kab/Kota untuk diserahkan kepada kaum muslimin.
Maiyasyak menyebutkan, pemberian hewan qurban itu disamping karena rasa syukur kepada seluruh nikmat dan karunia Allah SWT, juga untuk menjalin rasa persaudaraan dengan seluruh kaum muslimin dan muslimat tanpa membedakan golongan.Rasa persaudaraan yang telah terbina dengan baik tentu akan menyebabkan berbagai upaya yang mencoba memecah belah umat akan hilang dengan sendirinya, kata Maiyasyak yang Caleg DPR RI dari Dapil Sumut III (nomor 1).
Penyerahan hewan qurban itu disamping dihadiri keluarga besar H Maiyasyak Johan juga beberapa pimpinan DPW PPP Sumut di antaranya Marasamin Ritonga SH, Idris SH dan M Fadli Nasution SH MH dan utusan dari DPC PPP Sumut serta tokoh tokoh masyarakat dari daerah yang menjadi tujuan qurban.


DPC PPP Tegal Evaluasi Kinerja Partai

SLAWI, 13/12 – Pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal melakukan evaluasi kinerja partai menyusul semakin dekatnya waktu pelaksanaan pemilu tahun 2009 mendatang.

Wakil Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tegal Eko Mahendera SSos mengatakan, evaluasi dilakukan untuk membahas berbagai kebijakan partai selama beberapa tahun terakhir. Hal itu dilakukan untuk mencari tahu kelemahan dan kekuatan untuk menentukan strategi partai menghadapi persaingan pada pemilu mendatang.

“Pemilu mendatang persaingannya semakin ketat, jadi wajar kalau perlu diantisipasi dari sekarang,” kata Eko, Sabtu (13/12) di kantor DPC PPP.

Menurut dia, evaluasi yang dilakukan partainya adalah membahas semua perubahan yang terjadi pada pemilu mendatang. Sebab, pada pemilu mendatang terdapat beberapa perubahan terutama soal pemungutan suara partai.

“Pemilu mendatang tidak menggunakan sistem coblos melainkan contreng. Perubahan inilah yang harus disosialisasikan ke seluruh kader dan warga PPP,” kata Eko menjelaskan.

Untuk itulah, lanjut Eko, pengurus DPC PPP Kabupaten Tegal secara marathon akan menggelar pertemuan seluruh pengurus partai dari DPC hingga tingkat ranting.

“Pertemuan ini bagian dari media komunikasi antar pengurus dan pemantapan partai menjelang pemilu mendatang,” ujar Eko.

Sementara itu, Sekretaris DPC PPP Kabupaten Tegal Maftukhi mengatakan, pada pemilu mendatang, partainya menargetkan minimal tujuh kursi di DPRD Kabupaten Tegal. Target tersebut dinilai realistis mengingat pada pemilu tahun 2004 lalu PPP meraih empat kursi.

“Saya kira target yang dicanangkan pengurus partai tidak terlalu muluk,” kata Maftukhi.

Maftukhi mengatakan, daerah-daerah yang dimungkinkan menjadi sumber-sumber suara partai terdapat di dua daerah pemilihan (DP) yakni DP dua dan tiga. Di dua DP tersebut, diperkirakan akan mampu meraih minimal dua kursi.

Sementara di DP satu, empat, lima dan enam, diperkirakan akan menyumbang masing-masing satu kursi. “Berarti kalau dijumlahkan perolehan kursi PPP pada pemilu mendatang mencapai delapan kursi,” ujar Maftukhi.

Meski begitu, lanjut Maftukhi, partainya tetap berpikir realistis dengan memasang target kursi hanya tujuh kursi saja, mengingat persaingan pada pemilu mendatang semakin sengit menyusul semakin banyaknya partai politik yang menjadi kontestannya.

“Ya, jangan terlalu muluk-muluk bicara target. Tujuh kursi saja bagi kami sudah cukup bagus,” pungkas Maftukhi.

Jago PPP Berjaya pilkada Putaran 2 di Pinrang Sulsel

Real Quick Count, Calon Golkar Kalah
Askar didukung Partai Utama PPP dan PAN dan partai partai kecil lainnya.
MAKASSAR – Harapan A Aslam Patonangi menjadi bupati Pinrang di ambang kemenangan. Itu karena perolehan suara Aslam yang berpasangan A Kaharuddin Machmud yang akrab disbut Askar ini, menang tipis dari saingannya, paket Irwan Hamid-A Nurrachmi Moenta (Ihsanta).Berdasarkan hasil real quick count yang dilakukan Institute Social, Politic, Economic Issue (ISPEI), Askar unggul sementara. Dari 179.701 suara yang masuk atau yang direkap, Askar berhasil mengumpulkan 98.085 suara atau 54,6 persen dari duet Ihsanta yang meraih 81.616 suara atau 45,4 persen.

"Suara Askar memiliki selisih 16.469 dengan Ihsanta. Jumlah suara tinggal 20 TPS yang tersisa, yakni di Kecamatan Lembang yang belum direkap, karena berada di pedalaman dan pegunungan," jelas Direktur ISPEI, Imam Mujahidin Fahmid kepada Fajar Selasa, 16 Desember malam tadi.

Imam menambahkan, jumlah suara yang belum masuk diperkirakan 2.500-3.000 suara. Askar, lanjut Imam, menang di sembilan kecamatan, sementara Ihsanta menang di tiga kecamatan. 

Menurut Imam, Askar memenangkan pertarungan di Pinrang karena masyarakat Pinrang tidak ingin berspekulasi untuk menggadaikan suaranya. "Pemilih telanjur percaya, karena Askar memimpin pada putaran pertama," ujarnya. 

Kemenangan yang sama juga dari hasil rekap sejumlah Tempat Pemungutan Suara (TPS). Pasangan Askar unggul sementara dari pasangan Ihsanta. Hasil pantauan Fajar di 11 TPS, dari 3.801 suara sah yang masuk, Askar meraih 1.957 suara. Sementara Ihsanta hanya meraih 1.844 suara.

Di TPS 3 Kelurahan Corawalie, Kecamatan Sawitto, tempat Aslam mencoblos dan Bupati Pinrang HA Nawir, Askar unggul 455 suara sementara Ihsanta hanya meraih 70 suara.

Begitupun di TPS lain di kelurahan itu seperti TPS 1, Askar unggul dengan perolehan 299 suara, sedangkan Ihsanta hanya 144 suara, di TPS 2 Askar meraih 263 suara, Ihsanta 200 suara, serta di TPS 5 Askar juga unggul dengan 365 suara sedang Ihsanta hanya 109 suara.

Di TPS 3 Kelurahan Ammassangeng, Kecataman Paleteang, tempat calon bupati HA Irwan Hamid mencoblos, Ihsanta unggul dengan perolehan 358 suara, sedangkan Askar 88 suara.
Ihsanta juga unggul tipis di lima TPS yang ada di Desa Kassa Kecamatan Batu Lappa. Dari 1.450 total suara sah di desa itu, Ihsanta meraih 963 suara, sendangkan Askar hanya 487 suara. 

Meski pada hari pencoblosan kemarin, diwarnai hujan gerimis sepanjang hari, warga tetap antusias ke TPS menyalurkan hak pilihnya. Termasuk Bupati HA Nawir dan para calon itu sendiri.

Bupati HA Nawir mencoblos di TPS 3 Macorawalie sekira pukul 08.45 Wita. Setelah itu melakukan peninjauan ke sejumlah TPS dalam wilayah Kota Pinrang. Sekira 15 menit kemudian, calon bupati Aslam Patonangi didampingi istri Andi Dwiyani dan ketua tim pemenangannya, Andi Thamrin.

Aslam Patonangi juga sempat bertemu dan berjabat tangan dengan Nawir saat keluar dari TPS 3 yang terletak di Jalan Serigala tersebut. Setelah itu, Aslam berjalan kaki ke kediman pribadinya yang hanya berjarak sekira 200 meter TPS itu. Saat tiba di rumahnya yang terletak di Jalan Tupai No 1, Aslam langsung memantau seluruh timnya di lapangan.

"Tolong, jangan biarkan TPS kosong. Kalau mau makan bergantian," imbau Aslam melalui handphone-nya. Sementara calon bupati Ihsanta, Irwan Hamid juga datang mencoblos ke TPS 3 Kelurahan Ammassangeng sekira pukul 09.00 Wita. Irwan juga didampingi istri Hj Andi Sri Dwiyati serta beberapa orang anak.

Uniknya, karena dari hasil quick count kedua tim, mereka saling klaim menang. Bahkan, tepat pukul 17.15 Wita, Tim Askar langsung mengumumkan kepada seluruh anggota tim dan para simpatisannya bahwa Askar unggul di sembilan dari 12 kecamatan yang ada.

"Dari 176.912 suara yang masuk, Askar meraih 97.273 atau 54,98 persen. Sementara Ihsanta hanya 79.639 atau 45,02 persen. Askar unggul di sembilan kecamatan," ungkap salah seorang tim Askar.

Dengan perolehan itu, ribuan pendukungnya yang berdatangan sejak sejak pukul 14.30 di Jalan Tupai tersebut langsung meluapkan kegembiraannya. Ada langsung berteriak Allahu Akbar, ada pula yang menangis karena terharu. 

Calon bupati Pinrang, Aslam Patonangi yang berada di ruang tamu juga tampak sibuk menerima ucapan selamat dari para pendukungnya. Ratusan pendukung Askar juga langsung melakukan pawai motor keliling kota.

Selisih 191 suara, Calon PPP Kalah Tipis di Subussalam NAD

Pasangan ’Sabit‘ Unggul Tipis di Subulussalam
Pasangan Assalam didukung partai kunci PPP dan PKS serta partai kecil lainnya.

SUBULUSSALAM - Pasangan Merah Sakti Kombih-Affan Alfian Bintang (Sabit), dilaporkan unggul tipis atas pasangan Asmauddin-Salmaza (Assalam), dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) putaran dua Kota Subulussalam yang berlangsung Senin (15/12) kemarin.

Berdasarkan data hasil perhitungan sementara yang diperoleh Serambi dari Deks Pilkada Kantor Walikota yang ditandatangani Sekdakot Drs H Anharuddin SE MM, pasangan Sabit berhasil mengumpulkan 14.903 suara atau 50,49 persen. Sedangkan pasangan Assalam yang sebelumnya sempat dijagokan, terpaut tipis di bawahnya dengan memperoleh 14.616 suara (49,51 persen). 

Dilaporkan, secara rinci perolehan suara yang berhasil dikumpulkan pasangan Sabit di Kecamatan Simpang kiri 6.026 suara, Penanggalan 2103 suara, Rundeng 2.577 suara, Longkib 1.061 suara, dan Sultan Daulat 3.136 suara. Sedangkan pasangan Assalam meraup suara di Kecamatan Simpang kiri 5.734 suara, Penanggalan 2665 suara, Rundeng 2.431 suara, Longkib 1130 suara, dan Sultan Daulat 2.772 suara. 

Sementara suara rusak tercatat sebanyak 622 suara dan absatain 7.165 pemilih. Dari data itu, selisih perolehan suara hanya sebanyak 287 atau 1,39 persen. Sementara dari 37.555 pemilih yang terdaftar di Komisi Independen Pemilihan (KIP) setempat hanya 29,519 yang mencoblos atau ada sekira 11,08 persen yang tidak memilih. 

Berdasarkan hasil perhitungan cepat yang diselenggarakan Media Center Pam Pilkada Polres Aceh Singkil, juga menunjukkan pasangan Sabit menang tipis dari pasangan Assalam. Yakni, pasangan Sabit memperoleh 14.920 suara (50,32 persen), sementara pasangan Assalam mendapatkan 14.729 suara (49,68 persen), dengan selisih 191 suara di bawah pasangan Sabit. 



SDA Minta Caleg PPP Persatukan Keluarga

J A K A R T A, - Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Suryadharma Ali, meminta agar para calon anggota legislatif (caleg) PPP dapat mempersatukan keluarganya masing-masing di dalam Pemilu 2009.

“Dengan keberhasilan para caleg PPP mempersatukan para keluarga mereka, maka diharapkan tidak ada lagi perbedaan di antara sesama keluarga caleg PPP di dalam menentukan pilihannya pada pemilu mendatang,” kata politisi yang akrab disapa dengan panggilan SDA ini kepada wartawan sebelum memberikan pembekalan kepada caleg PPP di Jalan Diponegoro 60, Jakarta, Senin (15/12).

Menurut SDA, di dalam keluarga para caleg PPP diharapkan tidak ada lagi yang memilih partai lain kecuali PPP. 

“Meski untuk menentukan pilihan itu adalah hak masing-masing individu, tapi tentunya harus menjadi tugas para caleg agar bisa menggiring anggota keluarga mereka yang sebelumnya berbeda partai untuk dapat menentukan pilihan ke PPP,” ujar Menteri Koperasi dan UKM ini.

Berdasarkan pengalaman pada Pemilu 2004 lalu, jelasnya, PPP boleh dibilang banyak mendapat kecolongan. Itu terjadi di kalangan keluarga besar PPP sendiri. Karena di dalam keluarga besar PPP, termasuk keluarga para caleg, belum ada yang satu pandangan dalam memilih PPP. 

“Alhasil, perolehan suara PPP pada pemilu 2004 pun tidak terlalu signifikan,” ucapnya.

Upaya mempersatukan keluarga di lingkungan keluarga ini sendiri, lanjut SDA, tidak terlepas dari target perolehan suara yang harus dicapai di dalam pemilu legislatif, yaitu meraih 15 persen suara secara nasional.

“Dengan meraih target sebesar lima belas persen dalam pemilu legislatif, minimal akan membuat PPP lebih bisa berimprovisasi dalam menentukan langkah yang akan diambil dalam pemilu presiden,” katanya.

Soal nanti PPP mengusung atau tidak calon presiden dari internal partai, terang SDA, adalah persoalan lain. 

“Yang pasti, dengan meraih 15 persen, kita menjadi lebih mantap untuk mengambil sikap. Termasuk soal pencapresan itu,” ucapnya.

Karenanya, SDA sangat menekankan kepada para caleg untuk mempersatukan keluarga masing-masing sebagai salah satu upaya PPP mencapai target maksimal di dalam pemilu 2009.