Senin, 05 Januari 2009

Harlah PPP Momentum Kebangkitan Rebut Kembali Suara

Jakarta  - Ketua Umum PPP Suryadharma Ali menegaskan, peringatan hari lahir (harlah) ke-36 PPP pada 5 Januari 2009 merupakan momentum kebangkitan kader partai politik itu untuk merebut kembali suara-suaranya yang pernah hilang pada pemilu-pemilu sebelumnya.

Kepada pers di Jakarta, Sabtu, Suryadharma mengatakan bahwa dirinya selaku pimpinan partai berlambang Kabah itu berkewajiban untuk membangun semangat perubahan kader-kadernya sekaligus semangat meraih kembali suara-suara PPP yang pernah terlepas.

"Sepanjang sejarahnya mengikuti pemilu, PPP pada dekade 1970-an pernah meraih suara hingga 29 persen walaupun kemudian prosentase itu menunjukkan grafik terus menurun dari pemilu ke pemilu hingga yang terakhir di 2004," katanya.

Dalam Pemilu 2009, menurut Suryadharma yang juga Menkop dan UKM itu, pihaknya mentargetkan perolehan suara PPP sebesar 15 persen.

Pada 2004, PPP meraih 8,2 persen suara dengan jumlah kursi DPR RI sebanyak 58 kursi dan jumlah yang sama diperoleh partai tersebut pada 1999 sehingga menempatkan PPP sebagai partai pemenang ketiga di Pemilu 1999, setelah PDIP dan Partai Golkar.

Suryadharma mengakui bahwa kendati cukup berat untuk memenuhi target 15 persen suara di pemilu 2009, namun angka tersebut cukup realistis dan setiap daerah pemilihan diwajibkan mendongkrak suara dua kali lipat dari pemilu sebelumnya.

"PPP pernah mencapai angka 29 persen sehingga untuk mencapai 15 persen masih realistis. Masalah apakah target itu nantinya akan tercapai atau tidak, itu urusan nanti," ujarnya.

Lebih lanjut Suryadharma mengatakan bahwa dirinya melihat adanya optimisme kader-kader PPP untuk berjuang keras mewujudkan target itu dalam setiap kunjungannya ke daerah-daerah selama ini.

Berbagai hasil survei yang memperkirakan bahwa suara PPP akan turun lagi dan bahkan sulit menembus parliamentary treshold 2,5 persen, menurut Suryadharma, justru dijadikan cambuk bagi partainya untuk membangun optimisme dan militansi kader dalam berjuang.

"Dari konsolidasi yang kita lakukan selama ini, semangat untuk bangkit dan melakukan perubahan itu telah merata hingga ke pelosok-pelosok di negeri ini. Semangat dan militansi kader-kader seperti inilah yang membuat kami selalu optimis," ujarnya.

PPP merupakan fusi dari empat parpol Islam, yakni PNU, Parmusi, Perti dan Syarikat Islam, pada 5 Januari 1973.

Karenanya dari segi kematangan berpolitik dan mengartikulasi aspirasi masyarakat Indonesia, ujar Suryadharma, PPP tidak usah diragukan lagi dan telah mempunyai pengalaman yang panjang. 

Tidak ada komentar: