Minggu, 22 Februari 2009

Achmad Suaidy dan SMS Penjaring Aspirasi

Jakarta - Iklan caleg bertebaran di mana-mana. Agar dilirik publik, iklan mesti berbeda.Seperti yang dilakukan oleh Achmad Suaidy, calon anggota legislatif (caleg) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) ini.
Tak hanya memasang foto diri plus nama, di iklannya dia juga memajang nomor pesan singkat penjaring aspirasi.Begitulah yang tampak dalam iklan caleg yang dipasang kader Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini di media cetak.Iklan itu mencantumkan 'SMS Aspirasi Anda. Aspirasi Anda adalah aspirasi kami, kirim ke : 0812-8024-0003'. Cara mengirim aspirasinya pun laiknya mengirim kuis melalui SMS, 'Aspirasi#Nama#Lokasi#03Suaidy#Aspirasi Anda'.
"Anak saya yang keenam yang punya ide. Anak saya juga masuk tim (tim sukses). Dia itu pengusaha warnet, makanya kreatif," ujar Suaidy pada detikcom, Senin (23/2/2009).Dia juga menyatakan tidak tahu persis berapa SMS aspirasi yang masuk dalam sehari, karena yang mengurus adalah timnya.
Namun, SMS itu cukup efektif menjaring aspirasi."Insya Allah (efektif). Kebanyakan masalah tanah, kaki lima, banjir, kebakaran dan penggusuran," ujar Ketua Komisi A (pemerintahan) DPR Daerah DKI Jakarta ini.Bila terpilih, caleg dari daerah pemilihan (dapil) 3 DKI Jakarta ini akan memperjuangkan masalah klasik yang mendera warga DKI, tanah. "Agar rakyat Jakarta memiliki kepastian hukum tentang tanah. Tanah yang belum bersertifikat harus disertifikatkan. Tanah Pemda sendiri baru 60 persen yang punya sertifikat," ujar Suaidy.Karena banyak yang tidak bersertifikat, maka banyak timbul konflik tanah. Pembangunan di DKI seperti jalan tol dan banjir kanal timur (BKT) pun menjadi terhambat.
Pria kelahiran 7 Agustus 1945 ini juga punya ide untuk memindahkan pusat pemerintahan dari Jakarta. Seperti Washington DC dan New York di Amerika Serikat (AS) dan Kuala Lumpur dan Putra Jaya di Malaysia."Kalau memindahkan pusat perdagangan tidak mungkin. Karena pelabuhannya ada di sini, bandaranya juga ada di sini. Kita tidak bisa menutup orang datang ke Jakarta, dengan 12 juta penduduk, Jakarta semakin sumpek," imbuh bapak dari delapan anak ini.

Tidak ada komentar: