Selasa, 18 November 2008

Sultan Masuk Bursa Capres PPP

JAKARTA (SINDO) – Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hemengku Buwono X masuk dalam bursa calon presiden (capres) Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Nama Sultan diusulkan sejumlah daerah yang menginginkan adanya perubahan kepemimpinan. Ketua DPP PPP Emron Pangkapi mengatakan, hingga saat ini nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) masih menempati posisi teratas capres PPP,lalu disusul Megawati Soekarnoputri.

Namun,tak menutup kemungkinan nantinya mengusung Sultan melalui koalisi alternatif. ”Banyak suara dari daerah yang menginginkan perubahan. Mereka menginginkan Sri Sultan, ada juga yang inginkan Prabowo,”kata Emron di Jakarta kemarin. Menurut dia, awalnya partai berlambang Kakbah itu akan membahas pasangan capres pascapemilu legislatif.

Namun,beberapa pengurus wilayah justru mendesak agar PPP mempercepat pembahasan capres sebelum pemilu. Menurut dia,pemunculan nama capres oleh PPP lebih awal juga dimaksudkan agar masyarakat memilih anggota DPR berikut rancangan kepemimpinan nasional dengan embrio kabinetnya.

”Inilah yang kita maksudkan agar tidak membeli kucing dalam karung,”kata Emron. Sebelumnya,Ketua Fraksi PPP DPR Lukman Hakim Saifuddin menyatakan akan membuka peluang bagi figur alternatif. Menurut dia, capres alternatif bisa diusung oleh koalisi parpol menengah.

Mengenai sikap resmi PPP,menurut Lukman,hal itu baru bisa disampaikan dalam forum internal yang berskala nasional.Menurut anggota Komisi III ini,semula PPP akan mengumumkan capres setelah pemilu legislatif.Namun, arus bawah PPP mendesak agar capres bisa diumumkan sebelum pemilu.

”Semuanya masih kita pertimbangkan,”paparnya. Seperti diketahui, UU Pilpres Pasal 9 mengatur persyaratan pengajuan pasangan capres, yakni parpol atau gabungan parpol yang memperoleh 20% kursi atau 25% suara. Dengan ketentuan tersebut kemungkinan tampilnya capres alternatif lebih kecil.

Sebab,Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang diperkirakan memperoleh suara di atas 20% tidak terlalu sulit mengusung Megawati. Sementara Partai Demokrat yang memutuskan mengusung SBY kemungkinan besar akan kembali menggandeng Golkar untuk bisa lolos persyaratan.

Di luar dua tokoh tersebut kemungkinan masih bisa muncul capres alternatif yang bakal diusung oleh koalisi parpol menengah.Koalisi parpol menengah ini pernah muncul ketika KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) terpilih sebagai presiden pada Pemilu 1999.Saat itu,ada dua kekuatan besar yang bertolak belakang,yakni PDIP dan Golkar.

Melihat konfigurasi politik yang ada sekarang, tak menutup kemungkinan koalisi poros tengah muncul kembali. (ahmad baidowi)

Tidak ada komentar: