Selasa, 27 Januari 2009

PPP Ingin Mematahkan Lembaga Survei

Ketua DPP PPP Emron Pangkapi
PPP Ingin Mematahkan Lembaga Survei

PPP Ingin Mematahkan Lembaga Survei, oleh lembaga survei, sering diramalkan bakal terpuruk. Tapi para fungsionarisnya tidak begitu saja percaya hasil survei, dan mengajukan argumentasi kebangkitan partai Ka\'bah tersebut, berikut wawancara dengan Ketua DPP PPP Emron Pangkapi, yang membidangi Organisasi, Keanggotaan dan Kaderisasi, di Jakarta, kemarin.

Kiat apa yang disiapkan PPP untuk menghadapi Pemilu 2009?
Begini, bagi PPP Pemilu 2009 ini adalah keikutsertaan kami yang ke-8. Setiap Pemilu, mulai 1977, kami memetik berbagai pengalaman. Kami telah pernah melewati musim Pemilu yang amat sulit, keras dan kotor pada waktu lalu dan kami pun sudah berpengalaman memasuki Pemilu multi-partai di tengah eforia reformasi 1999, kami berhasil melaluinya dengan perolehan yang cukup signifikan. Tentu, kami sudah menyiapkan kiat sukses pemilu 2009. Bahkan dalam Mukernas I, kami telah menetapkan target perolehan suara 15 persen.
Boleh kami tahu apa andalan PPP untuk mencapai target tersebut?
Sebagai partai yang relatif tua telah memasuki usia 36 tahun, PPP memiliki infrastruktur dan jaringan yang relatif kuat. Kami memiliki struktur kepengurusan DPW, DPC, PAC sampai dengan Pengurus Ranting di tingkat desa. Tidak banyak partai yang memiliki struktur dan kepengurusan yang lengkap sebagaimana jaringan yang dimiliki PPP. Kami hadir di 33 provinsi, 467 DPC, 6600 PAC (kecamatan) dan di lebih 90.000 desa. Bahkan di beberapa daerah ada struktur anak ranting sampai tingkat RW. Karena itu, kami memiliki modal dasar sukses pemilu karena memiliki jaringan ke bawah.
Bagaimana cara PPP menggerakkan mesin politik?
Infrastruktur yang kuat itu adalah modal dasar PPP memasuki Pemilu 2009. Tinggal bagaimana kita dapat menggerakkan seluruh instrumen partai secara effektif. Kami memiliki kader-kader terlatih dan pendukung yang konsisten, istiqomah, yang sering orang menyebutnya sebagai pemiliih tradisional. Tapi itulah modal kita, kekuatan kita, mereka sudah terbukti sebagai kader yang tangguh, mesin politik yang efektif.
Dalam Pilkada di berbagai daerah, PPP membuktikan memiliki mesin politik yang effektif. Kami berhasil mengantar empat orang gubernur dan 47 bupati/walikota. Memang jumlah itu sedikit dibandingkan dengan jumlah Pilkada langsung sejak 2006, tapi ingat di tempat-tempat kami kalahpun, prinsifnya adalah uji coba mesin politik. Sebagai Ketua Desk Pilkada, saya memantau secara seksama tiap pergerakan mesin politik itu.
PPP sering disebut-sebut sebagai partai orang tua. Bagaimana sebenarnya regenerasi di PPP?
Kami heran juga kenapa media massa memberi stempel PPP sebagai partai orang tua, padahal faktanya di kepengurusan dan aktivis partai terjadi regenerasi yang begitu bagus. Anda lihatlah kepengurusan DPP PPP sekarang. Ketua Umum DPP PPP Suryadharma Ali (SDA) dan 90 persen pengurus adalah dari generasi baru. SDA itu baru 51 tahun. Ketua Fraksi Lukman Saefudin Zuhri, Sekjen Irgan baru 40-an tahun, wakil-wakil Sekjen kami, Romy, Arwani, Ngudi dan lainnya di bawah 35 tahun.
Anda lihat waktu Muktamar 2007 lalu, 70 persen peserta adalah anak-anak muda kisaran di bawah 40 tahun. Mereka yang tampil sebagai kandidat ketua umum juga anak-anak muda, Endin Sofihara, Arief Mudasir, Dimiyati, sekedar contoh. Kami mempunyai ketua-ketua DPC yang belum bisa dicalonkan jadi bupati karena di bawah 30 tahun.
Jadi, regenerasi berjalan dengan baik, kaderisasi dilakukan secara teratur, sehingga generasi baru itu siap mengambil-alih kepemimpinan di masa depan. Rekrutmen baru yang dilakukan dengan menggaet sejumlah public figure seperti Marissa Haque, Okky Asokawaty, Ratih, Mat Solar, Icuk Sugiarto dan lainnya, itu untuk memberikan warna bahwa tidak benar PPP melulu partainya orangtua. Coba lihat juga Denada dan pengikutnya sekarang sudah jadi aktivis PPP. Jadi, sebenarnya PPP ini adalah partainya anak muda. Namun kita memegang teguh jatidiri sebagai partai berahlaqul qariemah.
Bagaimana pola kaderisasi di PPP?
PPP itu partai kader berbasis massa. Sebagai partai Islam, kami memiliki banyak sumber, terutama kader-kader yang sudah terbentuk dari ormas-ormas Islam dan organisasi kemahasiswaan Islam. Kami secara teratur melakukan kaderisasi di setiap jenjang dalam rangka menyiapkan kader pemimpin dalam jumlah cukup untuk memenuhi kualifikasi partai.
Dalam masa periode kepemimpinan SDA, DPP telah menyelenggarakan beberapa sorti pendidikan dan pelatihan kader di tingkat nasional. Dalam dua tahun ini lebiih dari 1000 orang telah di sertifikasi sebagai trainer. Dan mereka-mereka ini memenuhi kualifikasi sebagai kader nasional dan memberi pelatihan-pelatihan di tingkat wilayah (provinsi) dan tingkat cabang (kabupaten/kota).
Di tingkat wilayah dan cabang, berdasarkan data, diklat pengkaderan telah melahirkan lebih dari 60.000 kader. Dengan demikian mayoritas pengurus partai di tingkat kecamatan sudah pernah mengenyam pendidikan pengkaderan. Hasilnya mereka militan dan tidak mudah goyah, apalagi pindah partai. Justru, karena kaderisasi berjalan bagus, maka kami optimis mendapatkan perolehan suara yang signifikan dalam Pemilu 2009. Insya Allah.

1 komentar:

FERNAEDI FIRDAUS mengatakan...

Sya suka memperhatikan sepak terjang PPP Tetapi jujur hati saya agak gak yakin jika PPP dapat mencapai target angka 15% di pemilu nanti. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tadi saya sempat membaca PPP mengandalkan pemilih lama yang dapat di bilang pemilih yang turun menurun...... Jika diperhatikan dengan seksama banyak mereka yang AGAK kecew dgn kinerja PPP sekrang ini. kita ambil contoh banyaknya EX petinggi PPP yang mendirikan partai sendiri,ini akan membentuk bahwa ada suatu ketidak puasan di dalam diri mereka saat berada di PPP. Dan 1 hal yang snagat terasa PPP sekarang jauh lebih lembek dalam masalah agama,dan ini mebentuk di banyak kalangan PPP bukan lagi partai islam tetapi agak berdemokratis dan ini YANG MENIMBULKAN PERTANYAAN plimpan atau.....?????? Good luck PPP semoga kabah mu tetap berdiri.