Kamis, 15 Januari 2009

Antisipasi Konflik, PPP Bikin Kode Etik

BANDUNG (SINDO)– Untuk mengantisipasi aksi saling jegal antarcaleg di daerah pemilihan (dapil) yang sama, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menyusun kode etik pencalegan.

Menurut Ketua DPW PPP Jawa Barat Nu’man Abdul Hakim, potensi konflik dan gesekan antarcaleg semakin tinggi pascaputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang mengatur penetapan anggota legislatif berdasarkan suara terbanyak. Dia menerangkan, sistem suara terbanyak membuat semua caleg di dapil yang sama saling berlomba dan berkompetisi total dalam meraih suara pemilih. Karena itu, untuk menghindari gesekan, setiap caleg hendaknya mengedepankan asas kerjasama dan harus saling bantu untuk kepentingan partai.

”Caleg memang harus aktif promosi.Tapi ada etika politik internal dan nama baik partai yang juga harus ditegakkan,” ujar Nu’man setelah berorasi pada pemantapan 92 caleg DPRD Jabar dari PPP di Sari Ater,Kabupaten Subang,kemarin. Dalam kesempatan itu, wakil gubernur Jabar periode 2003-2008 ini mengaku tak khawatir perolehan suara PPP akan merosot dibanding Pemilu 2004. Menurut dia, PPP punya banyak pendukung fanatik sehingga parpol berlambang kakbah ini akan mampu meraih suara di atas 15% di Jabar.

Sementara itu,Sekretaris DPW PPP Jabar Tatang Farhanul Hakim mengungkapkan, dalam kode etik pencalegan antara lain tertuang aturan agar para caleg tidak tampil secara perorangan di hadapan pemilih. Setiap caleg dan kader wajib tampil prima, membangun kerjasama dengan caleg dan kader lain, serta berkampanye yang bisa membangun simpati masyarakat. ”Jika ada caleg yang menyikut rekannya, dia pasti akan ditinggal massa dan partainya,” jelas Tatang.

Tidak ada komentar: