Senin, 16 Februari 2009

PPP Unjuk Visi dan Misi Ekonomi

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kemarin (16/2) unjuk visi dan misi ekonomi. Mereka menegaskan keberpihakannya pada industri penyerap tenaga kerja untuk mengatasi pengangguran. Menurut mereka, semakin banyak tenaga kerja yang diserap, akan lebih banyak persoalan ekonomi yang diselesaikan.
Tim ekonomi partai berlambang Kakbah itu dipimpin langsung oleh Ketua Umum Suryadharma Ali. Dia didampingi Anwar Sanusi, Suharso, dan Romahurmuziy. Para panelis, antara lain, Gunadi Sindhuwinata dari Kadin dan Hans Josef Schill dari Euro Chamber. Romi, sapaan Romahurmuziy, menuturkan, ada empat pilihan industri bagi pemerintah dalam menyikapi krisis finansial saat ini. Yakni, industri yang mampu menghasilkan devisa tinggi, industri yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat, industri yang menyerap banyak tenaga kerja, dan industri mekanik yang menggabungkan antarsektor industri.
PPP, kata Romi, dengan tegas menetapkan pilihan ketiga apabila partainya berkuasa. Yakni, industri yang lebih banyak menyerap tenaga kerja. Itu lebih tepat untuk menghentikan terus bertambahnya angka pengangguran. ''Masalah pengangguran telah terekskalasi hingga menambah persoalan baru. Apabila masalah pengangguran bisa diselesaikan, persoalan lain akan ikut terselesaikan. Kalau masyarakat memiliki pekerjaan, roda ekonomi akan berjalan karena daya beli mulai tumbuh,'' jelasnya.
Menanggapi itu, Ketua Komisi Industri Logam, Mesin, Elektronik, dan Alat Angkut Gunadi Sindhuwinata menilai, pilihan industri tersebut relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Sebab, dengan banyaknya tenaga kerja yang terserap, pertumbuhan ekonomi bakal berjalan karena daya beli masyarakat meningkat.''Itu seperti bola salju yang bergulir. Apabila sudah berjalan, roda ekonomi akan terus berputar, semakin lama semakin besar,'' jelasnya.
Namun, kata Gunadi, PPP mestinya tak hanya berkutat pada industri itu. Industri lain tak kalah penting. ''Menyerap tenaga kerja memang penting, tapi jangan sampai karena terlalu fokus pada industri itu, kita jadi ketinggalan dengan negara lain pada bidang industri lain.''

Tidak ada komentar: